Universitas Bandar Lampung

Didukung Pemerintah Jerman, UBL Gaungkan Inovasi Perkotaan untuk SDGs Lewat Simposium Internasional

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

"Pembangunan berkelanjutan, terutama di wilayah perkotaan, membutuhkan pendekatan kolaboratif yang inovatif. Melalui sinergi pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat, kita bisa mempercepat transformasi menuju kota yang berdaya saing dan inklusif," ujarnya.

Tiga narasumber internasional juga ikut mempertegas pentingya kolaborasi banyak pihak. Dari Belanda, Prof. Dr. Frans Stel, Senior Expert of PUM, menyampaikan urgensi membangun kompetensi kemitraan lintas sektor dalam pembangunan berkelanjutan.

Sementara itu, dari Jepang, Shoko Ando, Director of General Affairs, IGES Kitakyushu Urban Centre, berbagi pengalaman Kitakyushu dalam mempromosikan transformasi hijau dan lokalitas SDGs melalui pendekatan kolaboratif.

Sarah Queblatin dari Filipina, yang dikenal dengan pendekatannya terhadap bioregional governance, menambahkan sudut pandang yang berakar dari kearifan lokal dan regeneratif.

Kegiatan ini dihadiri lebih dari 100 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk pemerintah daerah, perguruan tinggi, organisasi masyarakat sipil, komunitas pemuda, dan sektor swasta.

Output utama dari workshop ini adalah berupa rumusan masukan strategis sebagai dasar penyusunan Letter of Intent (LoI) untuk implementasi Proyek KEM11LAU secara kolaboratif di Provinsi Lampung.

Dengan adanya forum ini, Provinsi Lampung diharapkan menjadi pionir dalam pembangunan kota berkelanjutan di Indonesia dan turut memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian target global SDGs.

(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/rls)

Berita Terkini