Berita Terkini Nasional

BPOM Sudah Sebut Aman, Gerindra Dukung Uji Klinis Vaksin TBC Bill Gates

Editor: Teguh Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

VAKSIN TBC - Ilustrasi saat Presiden Prabowo Subianto meninjau pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) bersama pendiri Microsoft, Bill Gates, di SDN 03 Jati Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu (7/5/2025). Ketua Fraksi Gerindra DPR RI, Budisatrio Djiwandono mengatakan, ketakutan terhadap vaksin TBC Bill Gates tanpa berlandaskan kajian ilmiah, dapat menutup kesempatan penanganan TBC yang lebih baik.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Fraksi Gerindra DPR RI meminta semua pihak tidak terjebak ketakutan atas uji klinis vaksin TBC M72 besutan Bill Gates.

Ketua Fraksi Gerindra DPR RI, Budisatrio Djiwandono mengatakan, ketakutan tanpa berlandaskan kajian ilmiah dapat menutup kesempatan penanganan TBC yang lebih baik.

“Jangan biarkan ketakutan yang tidak berlandaskan kajian ilmiah justru menutup kesempatan Indonesia untuk bebas dari ancaman TBC. Penyakit ini menjadi penyebab kematian ke-3 di Indonesia yang telah menyebabkan 136 ribu kematian setiap tahunnya,” kata Budi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/5/2025).

“Mari kita mengawal proses ini bersama-sama, demi Indonesia yang lebih sehat dan bebas TBC,” sambungnya.

Budi mengatakan, vaksin TBC M72 besutan Bill Gates sudah dinyatakan aman oleh BPOM untuk diuji klinis di Indonesia.

“Penerbitan izin oleh BPOM merupakan jaminan bagi publik bahwa uji klinis ini bukan eksperimen coba-coba, melainkan bagian dari proses ilmiah yang terukur dan diawasi secara ketat,” ujar dia.

Ia juga menerangkan bahwa uji coba vaksin TBC besutan Bill Gates ini bukan lagi untuk menguji aspek keamanannya, melainkan efektivitasnya.

Sebab, pengujian aspek keamanan telah selesai dilakukan sebelumnya.

Meski begitu, Budi memastikan uji klinis yang akan segera dilakukan tetap akan diawasi ketat oleh BPOM, Kementerian Kesehatan, termasuk juga World Health Organization (WHO).

“Sekarang kita berbicara soal efektivitas pada populasi yang lebih luas, dengan pengawasan berlapis dari BPOM, Kementerian Kesehatan, DPR, WHO, hingga akademisi dari perguruan tinggi nasional,” ungkap Budi.

Budi menambahkan, keikutsertaan Indonesia dalam uji klinis bisa mendorong kemajuan dan kemandirian industri farmasi di Tanah Air.

Dengan demikian, Indonesia ke depannya tidak lagi sekadar menjadi target pasar, tetapi bisa memberikan solusi untuk mengatasi masalah kesehatan dunia.

“Ini kesempatan bagi Indonesia untuk terlibat dalam proses riset, transfer teknologi, hingga memperkuat kapasitas produksi vaksin dalam negeri. Sehingga tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga produsen yang menyediakan solusi bagi masalah kesehatan global,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, BPOM resmi memberikan persetujuan untuk pelaksanaan uji klinis fase 3 vaksin Tuberkulosis (TBC) di Indonesia.

Persetujuan ini disampaikan Kepala BPOM Taruna Ikrar usai menerima kunjungan dari Senior CMC Advisor, Vaccine Development Bill Gates Foundation, Rayasam Prasad di Kantor BPOM, Kamis (15/5).

Keputusan tersebut diambil setelah proses evaluasi ilmiah yang ketat oleh tim independen dari Komite Nasional Evaluasi Obat.

Tim ini terdiri dari para profesor ahli dari berbagai universitas terkemuka, di antaranya dari Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung.

“Tim independen mengamati secara saksama bagaimana hasil uji pre-klinis, bagaimana hasil uji klinis fase 1, dan bagaimana uji klinis fase 2. Mereka menyatakan vaksin ini memenuhi unsur etik, saintifik, dan keamanan," imbuh dia.

Uji klinis fase 3 bertujuan untuk memastikan efikasi atau khasiat vaksin dalam mencegah TBC, yang diharapkan dapat mencapai lebih dari 50 persen.

“Intinya vaksin ini memiliki tingkat keamanan yang tinggi, tapi belum tahu efikasinya, khasiatnya, makanya perlu dilakukan uji klinis fase 3," kata dia.

Sementara itu, uji klinis fase 1 telah dilakukan di negara-negara Eropa, salah satunya di Swiss.

"Uji (fase) tiga sudah melalui proses yang panjang, maka efek samping yang dikhawatirkan saya kira bisa ditolerir," tutur Ikrar.

Taruna memastikan bahwa efek samping uji klinis fase 3 vaksin TBC tidak membahayakan jiwa, hanya akan mengalami demam.

(tribunnetwork)

Berita Terkini