Kini, Rayyan mengikuti jejak keluarga dan sudah dua tahun berturut-turut menjadi bagian dari tim yang sama.
Di balik gemerlap perhatian publik, Rayyan tetap anak-anak seperti biasa.
Ia duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar dan bercita-cita menjadi seorang prajurit TNI.
Fenomena tarian viral Rayyan bukan hanya jadi pembicaraan lokal.
Ibunya, Rani, mengaku menerima banyak panggilan dari dalam dan luar negeri.
“Ada yang dari Inggris, Dubai juga ada. Mereka minta live gitu, saya iyakan,” cerita Rani.
Meski bangga, Rani juga kerap merasa khawatir saat Rayyan naik ke jalur, mengingat posisi Togak Luan sangat berisiko jika tidak menjaga keseimbangan.
“Khawatirnya dia jatuh. Tapi di situ ada tim penyelamat juga. Makanya saya selalu ingatkan jaga keseimbangan,” ujar sang ibu.
Sebagai orang tua, Rani mendukung penuh semangat anaknya melestarikan tradisi daerah.
Ia berharap momen viral ini bisa menjadi pintu gerbang bagi Pacu Jalur Kuansing untuk dikenal lebih luas di kancah internasional.
“Bangga sekali. Semoga Pacu Jalur Kuansing semakin dikenal lebih luas,” harapnya.
Jumlah Wisatawan di Riau Meningkat
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Riau, Roni Rakhmat, mengatakan viralnya tarian anak Pacu Jalur berdampak positif kepada pariwisata Riau, khususnya di Kuansing.
"Tentu ini merupakan kebanggaan luar biasa bagi kami, bagi Riau, dan khususnya Kuansing.
Dengan adanya viralitas 'aura farming' ini, perhatian dunia semakin tertuju pada festival Pacu Jalur.