Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre IV Tanjungkarang bakal menambah jumlah rangkaian kereta pada 2025.
Penambahan ini dilakukan menyusul meningkatnya jumlah penumpang dan angkutan barang sepanjang tahun berjalan.
Plt Executive Vice President Divre IV Tanjungkarang, Mohamad Ramdany, mengatakan dari 10 kereta baru yang datang, Divre IV mendapat alokasi tujuh kereta.
“Alhamdulillah, dari 10 kereta yang datang, Divre IV Tanjungkarang mendapat tujuh. Itu akan dioperasikan setelah kontrak BSO-nya sesuai dengan layanan yang akan kami tambah,” kata Ramdany saat konferensi pers di Bandar Lampung, Kamis (24/7/2025).
Ia menjelaskan, pihaknya saat ini masih menunggu persetujuan dari Kementerian Perhubungan mengenai waktu pengoperasian kereta tambahan tersebut.
“Kami tengah menunggu kontrak resmi dari Kemenhub. Dari lima kereta akan menjadi delapan. InsyaAllah kontraknya berlangsung tahun ini,” ujarnya.
"Tapi dimomen khusus jika penumpang membludak seperti lebaran kemarin kereta tambahan diberi izin untuk dioperasikan," tambahnya.
Menurut Ramdany, antusiasme masyarakat terhadap moda transportasi kereta api terus meningkat.
Bahkan dengan delapan kereta pun, masih belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan. Salah satu persoalan yang muncul yakni keterbatasan tempat duduk pada relasi Baturaja dan Way Kanan menuju Tanjungkarang.
“Yang jadi masalah sekarang relasi Baturaja dan Way Kanan ke Tanjungkarang, penumpang sulit dapat tempat duduk karena dari Kotabumi ke Tanjungkarang penumpangnya sudah sangat banyak. Akhirnya, penumpang dari Baturaja dan Way Kanan sering kehabisan tempat,” jelasnya.
Pihaknya juga telah berdiskusi dengan Dinas Perhubungan Way Kanan guna mencari solusi peningkatan layanan.
“Dan itu masih kami tunggu realisasinya dari pihak Way Kanan,” ujarnya.
Selain pertumbuhan penumpang, KAI Divre IV juga mencatatkan kinerja positif pada angkutan barang.
Selama Januari hingga Juni 2025, volume angkutan barang mencapai 14.059.885,2 ton atau naik dua persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang tercatat 13.757.590,5 ton.
“Batu bara masih menjadi komoditas utama dengan volume mencapai 13.874.856,2 ton atau sekitar 99 persen dari total barang yang kami angkut,” ujar Ramdany.