Ia merupakan aktivis lokal yang tidak tergabung dalam Oranisasi Masyarakat (Ormas), partai politik maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Hal itu merupakan syarat masuk AMPB yang tidak ingin gerakannya ditunggangi kepentingan politik.
Teguh menghormati keputusan Ahmad Husein yang memilih berdamai dengan Sudewo.
"Jika mas Husein menyatakan keluar dari kelompok kami, sudah tidak satu gerbong perjuangan lagi, kami hormati. Kami tidak perlu memusingkan,” ungkapnya, Selasa (19/8/2025), dikutip dari TribunJateng.com.
Namun, ia membatah arah gerakan AMPB berbau politis.
"Mau dikatakan kami ditunggangi, dibayari, ada kepentingan politik, biarlah saja. Semua bisa berasumsi."
"Yang jelas kami tetap berjuang demi Pati dan Indonesia,” lanjutnya.
Terkait pembatalan demo 25 Agustus 2025, Teguh menjelaskan demo susulan itu merupakan ide Ahmad Husein tanpa ada koordinasi.
Setelah demo pertama, AMPB menandatangani kesepakatan dengan Polresta Pati untuk menunggu proses Pansus Hak Angket di DPRD Pati.
“Tujuan kami bukan untuk hura-hura atau bikin anarkisme dan bikin Pati tidak kondusif."
"Kami justru maunya di Pati kondusif. Tanggal 13 (Agusutus 2025) kemarin itu untuk menunjukkan bahwa kami merepresentasikan warga Pati dari semua wilayah yang ingin Pak Sudewo undur diri," jelasnya.
Beredar kabar, Ahmad Husein akan mendaftarkan AMPB sebagai organisasi.
Ia tak mempermasalahkan karena AMPB didirikan oleh Ahmad Husein dan gerakan mereka tak berpatok pada nama.
"Yang penting kami kolektif, mau nama diambil, tidak masalah, yang penting kami masyarakat Pati tetap bersatu dan berjuang bersama untuk kebaikan Pati dan Indonesia," pungkasnya.
Ahmad Husein Bertemu Sudewo