TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung – Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menemukan harga minyak goreng kemasan masih dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp15.700 per liter.
Fakta ini didapat saat gubernur meninjau Pasar Natar, Lampung Selatan, Jumat (22/8) pagi.
Dalam sidak tersebut, Gubernur menemukan harga minyak goreng kemasan masih dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp15.700 per liter.
Saat berdialog dengan pedagang, Gubernur mempertanyakan mengapa minyak goreng di Pasar Natar dipasarkan Rp17.000 per liter.
“Kenapa minyak goreng masih di atas HET, padahal HET-nya Rp15.700? Kita ini produsen sawit besar, tapi harga minyak di Lampung justru lebih mahal,” kata Gubernur Mirza.
Seorang pedagang menjawab, harga tinggi terjadi karena modal mereka sudah Rp 16.000 per liter. “Kalau dijual Rp 15.700 kami rugi. Barang juga kebanyakan kami ambil dari luar Lampung,” jelas pedagang.
Menanggapi hal itu, Gubernur menegaskan perlunya perbaikan tata niaga minyak goreng di Lampung.
“Ini yang perlu kita benahi. Jangan sampai Lampung sebagai penghasil sawit, tapi masyarakatnya justru membeli minyak lebih mahal. Kita akan koordinasikan bersama kementerian dan Bulog,” ujarnya.
Selain minyak goreng, pedagang juga mengeluhkan akses tangga menuju lantai dua pasar yang hanya tersedia satu.
Kondisi itu membuat aktivitas jual beli di lantai atas sepi. Gubernur berjanji akan mencari solusi agar pedagang di lantai atas tetap berkembang.
Secara umum, Gubernur menilai harga kebutuhan pokok lain masih relatif stabil. Ia berharap stabilitas harga tetap dijaga agar tidak menekan daya beli masyarakat.
Kunjungan ini turut didampingi Kepala Bulog Lampung Nurman Susilo, Plt Kepala Bappeda Provinsi Lampung Anang Risgiyanto, Kepala Disperindag Lampung Evie Fatmawaty, serta Kepala UPT Pasar Natar Yusna Liana.(ryo)