Para pelaku sengaja membuang jasad ke parit bersama sepeda motornya untuk merekayasa kasus kecelakaan.
Kasat Reskrim Polresta Deli Serdang, Kompol Risqi Akbar, menjelaskan sepeda motor Supra X yang dikendarai korban menjadi barang bukti.
"Selanjutnya, penyidik laka lantas (kecelakaan lalu lintas) Satlantas Polresta Deli Serdang melakukan penyelidikan dan menyimpulkan bahwa kematian korban disebabkan oleh pendarahan di rongga kepala akibat benda tumpul," ungkapnya, Rabu (20/8/2025), dikutip dari TribunMedan.com.
Saat diperiksa, pelaku DRH mengaku pembunuhan dipicu rasa sakit hati teman sekolah korban, DB.
"Korban sering mengejek orangtuanya (DB)," ucapnya.
DB kemudian mengajak empat pelaku lain mencegat korban yang sering melintasi Jalan Kebun Sayur.
"Pelaku MH lalu berkata, 'Kau yang namanya Ilham.' Korban menjawab, 'Iya bang, kenapa rupanya?' Setelah mengetahui bahwa itu adalah Ilham, tersangka MH langsung memukul wajah dan dada korban dengan sekuat tenaga hingga korban terjatuh," lanjutnya.
Korban dianiaya dan dibacok menggunakan samurai hingga tewas.
Para pelaku kemudian merekayasa kematiannya seolah terjadi kecelakaan tunggal.
"MH-lah yang memberikan ide untuk merekayasa kejadian tersebut menjadi kecelakaan lalu lintas. Setelah semua sepakat, tersangka A membawa korban ke parit di sudut tembok tukang las kilang padi."
"MH kemudian mengendarai sepeda motor korban dengan kecepatan tinggi ke arah parit, lalu melompat sehingga motor itu menabrak tembok dan jatuh ke dalam parit," sambungnya.
Kini para pelaku dapat dijerat Pasal 340 KUHPidana dan Pasal 80 ayat (3) UU 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
Kades Tewas Ditikam
Seorang kepala desa tewas ditikam residivis pembunuhan di lapangan Lonrong, Desa Pattimpa, Kecamatan Ponre, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Sabtu (16/8/2025).
Korban merupakan kepala desa Salebba, Munsir Hamid (53) tidak tertolong meski sempat dilarikan ke RSUD Tenriawaru Bone.