Keracunan MBG di Lampung

247 Siswa di Bandar Lampung Keracunan Massal, Disdikbud Setop Sementara MBG

Diketahui, ratusan siswa dari tiga sekolah di Kecamatan Sukabumi, Bandar Lampung mengalami keracunan massal seusai mengonsumsi MBG.

|
Tribunlampung.co.id/Fajar Ihwani Sidiq
KERACUNAN MBG - (Ilustrasi) Disdikbud Bandar Lampung menghentikan sementara distribusi Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bandar Lampung memutuskan untuk menghentikan sementara pendistribusian menu Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Hal itu menyusul kasus keracunan ratusan siswa di Kecamatan Sukabumi, Bandar Lampung.

Diketahui, ratusan siswa dari tiga sekolah di Kecamatan Sukabumi, Bandar Lampung mengalami keracunan massal seusai mengonsumsi MBG di sekolah, Jumat (29/8/2025). 

Sekolah tersebut yakni SDN 2 Sukabumi, SD di Campang Raya, dan SMPN 31 Bandar Lampung

Total ada 247 siswa yang mengalami gejala keracunan, di mana 12 siswa di antaranya harus dirawat di rumah sakit dan puskesmas.

Kabid Pendidikan Dasar Disdikbud Bandar Lampung Mulyadi Syukri mengatakan, pihaknya menghentikan sementara distribusi dari dapur penyedia MBG yang bersangkutan sambil menunggu hasil pemeriksaan dari BBPOM dan Dinas Kesehatan.

"Khusus di dapur tersebut, MBG ini diberhentikan sementara sambil menunggu dari pihak BBPOM dan Diskes," ujar Mulyadi, Selasa (2/9/2025). 

"Yang pasti, kami di Disdikbud terus berkoordinasi dengan semua pihak agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” lanjutnya.

Ia menegaskan, pihaknya langsung melakukan koordinasi dengan sekolah dan puskesmas setempat begitu mendapat informasi tersebut. 

"Kami juga menanyakan makanan itu berasal dari dapur mana, karena kita ini kan hanya sebagai penerima program tersebut," imbuh dia.

Menurut laporan sementara, terus Mulyadi, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Bandar Lampung masih melakukan uji laboratorium terhadap sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan.

Untuk mencegah peristiwa serupa tidak terulang, Mulyadi berharap pihak dapur MBG lebih berhati-hati dalam menyiapkan menu. 

"Seharusnya pihak penyedia MBG mencicipi terlebih dahulu sebelum didistribusikan ke sekolah," tutur Mulyadi.

Menurutnya, hal itu penting supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 

"Benar atau tidaknya keracunan itu dari MBG kita belum tahu. Kita masih menunggu hasil laboratorium terkait penyebabnya," tandasnya. 

Ada Bakteri

Dinas Kesehatan Bandar Lampung menemukan bakteri Escherichia coli (E.coli) di dalam air bersih dapur MBG Tirtayasa. Dapur itulah yang menyalurkan menu MBG ke SDN 2 Sukabumi dan SMPN 31 Bandar Lampung.

Kadiskes Bandar Lampung Muhtadi A Tumenggung mengatakan, dalam hasil uji awal, air bersih yang digunakan dalam pengolahan makanan di dapur MBG didapati mengandung bakteri E.coli. Temuan itu didapat dari hasil inspeksi di dapur MBG di Tirtayasa. 

Selain itu, terus Muhtadi, pihaknya menemukan sejumlah pelanggaran standar kebersihan. Misalnya, ruang penyimpanan dan area pembuatan makanan dinilai tidak memenuhi syarat higienitas.

"Temuan kami langsung kami sampaikan ke Ketua SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi)," ujar Muhtadi, Selasa (2/9/2025). 

"Saat itu juga mereka menyatakan akan menghentikan sementara kegiatan dapur sampai kondisi benar-benar steril dan sesuai standar sanitasi," sambungnya.

Lebih lanjut, hasil pemeriksaan sampel menunjukkan adanya kontaminasi bakteri E.coli dalam air bersih yang digunakan untuk pengolahan makanan. 

Meski demikian, Diskes masih menunggu hasil uji laboratorium BBPOM untuk memastikan sumber utama keracunan.

"Dari uji awal memang positif mengandung E.coli. Namun, untuk kepastian dan tindak lanjut lebih detail, kami menunggu hasil resmi dari BBPOM. Yang jelas, kami sudah memberikan rekomendasi agar sanitasi diperbaiki dan standar keamanan pangan dipenuhi," imbuhnya.

Muhtadi menjelaskan, saat mendapat informasi ada siswa yang keracunan MBG, pihaknya langsung turun ke lokasi bersama BBPOM. 

"Awalnya yang kami lakukan adalah memberikan penanganan medis terkait keluhan anak-anak SDN 2 Sukabumi dan SMPN 31 Bandar Lampung. Satu lagi SD di Campang Raya, yang kebetulan berada di kecamatan yang sama," sebut Muhtadi. "Total ada 247 siswa yang mengalami gejala keracunan, 12 di antaranya harus dirawat di rumah sakit dan puskesmas," sambungnya.

Ia menyebut, saat ini kondisi anak-anak yang diduga keracunan MBG sudah membaik. "Alhamdulillah, saat ini kondisi mereka semakin membaik," ucap Muhtadi.

Sementara itu, kata dia, ratusan siswa lainnya menjalani rawat jalan dengan keluhan mual, muntah, serta pusing, dan terus dipantau oleh Puskesmas Campang bersama pihak sekolah. 

"Kalau ada perkembangan kondisi siswa, langsung ditangani oleh tenaga kesehatan di lapangan. Jadi kita terus memantau melalui puskesmas ýang ada," beber dia.

Terkait biaya pengobatan, pihaknya memastikan semua siswa mendapatkan pelayanan gratis. 

"Bagi korban yang tidak bisa mengklaim BPJS, pemerintah kota mengambil alih. Saat itu juga langsung ditangani medis di fasilitas kesehatan milik pemkot," kata dia lagi.

Perhatikan Kebersihan

Menanggapi kasus keracunan ratusan siswa, anggota DPRD Lampung Mikdar Ilyas meminta semua pihak lebih memperhatikan kualitas dan kebersihan makanan yang disajikan. 

Menurut Mikdar, program MBG yang digagas Presiden Prabowo Subianto merupakan langkah mulia yang bertujuan untuk meningkatkan gizi anak bangsa, sekaligus mendukung terwujudnya Indonesia Emas 2045.

Namun, kata dia, keberhasilan program tersebut sangat bergantung pada mutu makanan yang diberikan kepada siswa

“Dengan banyaknya MBG, bukan berarti kita mengabaikan kualitas, kebersihan, dan hal-hal lain yang disajikan kepada peserta didik. Apalagi program ini bertujuan mulia untuk meningkatkan gizi anak-anak Indonesia,” kata Mikdar, Selasa (2/9/2025).

Ia menekankan, setiap dapur MBG sebenarnya sudah dilengkapi petugas, pengawas, ahli gizi, juru masak, hingga bagian pengemasan. Karena itu, seharusnya kasus keracunan bisa dicegah bila semua pihak bekerja dengan teliti.

“Sebelum disajikan, makanan harus diuji dulu oleh petugas. Karena makanan ini sensitif, kalau tidak diperhatikan bisa berdampak pada keracunan. Jadi kami minta betul-betul cermat,” tuturnya.

Terkait fungsi pengawasan, Mikdar menyatakan DPRD Lampung berkomitmen untuk terus mengawasi jalannya program MBG di daerah. 

Hal itu sejalan dengan arahan Ketua DPD Gerindra Lampung agar fraksi turut serta dalam memastikan MBG berjalan baik.

“Pengawasan ini bagian dari tugas DPRD. Kami juga sudah diingatkan oleh Ketua DPD Gerindra agar fraksi ikut mengawal program ini. Begitu juga fraksi-fraksi lain, saya yakin instruksinya sama. Kami turun ke dapil masing-masing selalu monitoring perkembangan MBG agar benar-benar bersih, bergizi, dan aman,” tegasnya.

Mikdar berharap kejadian dugaan keracunan ini menjadi pelajaran penting agar seluruh pihak lebih berhati-hati, sehingga tujuan program MBG benar-benar tercapai untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia. 

(Tribunlampung.co.id/Dominius/Riyo)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved