Berita Lampung
Stigma dan Putus Obat Jadi Tantangan Tekan Penyebaran HIV/AIDS di Pringsewu
Diskes menyebut stigma sosial dan putus pengobatan masih menjadi tantangan besar dalam menekan penyebaran HIV/AIDS.
Penulis: Oky Indra Jaya | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id, Pringsewu - Meski jumlah kasus baru HIV di Kabupaten Pringsewu menurun sepanjang 2025, Dinas Kesehatan menyebut stigma sosial dan putus pengobatan masih menjadi tantangan besar dalam menekan penyebaran virus tersebut.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Pringsewu Hadi mengatakan, hingga Agustus 2025 terdapat 314 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang tercatat menjalani pengobatan.
Namun sebagian di antaranya belum patuh terhadap terapi antiretroviral (ARV).
“Masih ada pasien yang putus obat atau terlambat masuk terapi. Ini meningkatkan risiko penularan dan kematian. Selain itu, masih banyak orang yang belum mau tes karena takut diketahui statusnya,” ujar Hadi kepada Tribun Lampung, Senin (6/10/2025).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan, sepanjang Januari–Agustus 2025 tercatat 46 kasus baru HIV/AIDS, menurun sekitar 31,3 persen dibanding periode yang sama tahun 2024 yang mencapai 67 kasus.
Hadi menilai penurunan itu menunjukkan adanya kemajuan dalam pencegahan dan deteksi dini.
Namun, ia menegaskan upaya tersebut belum bisa maksimal selama stigma terhadap ODHA masih kuat di masyarakat.
“Banyak yang enggan datang untuk tes atau terbuka soal status kesehatannya. Padahal, semakin cepat diketahui, semakin besar peluang untuk hidup sehat dengan pengobatan rutin,” jelasnya.
Selain stigma, kata Hadi, penularan juga masih didominasi hubungan seksual berisiko tanpa pengaman, terutama pada kelompok usia produktif 25–49 tahun.
Kelompok ini dinilai paling aktif secara sosial dan ekonomi, sehingga berisiko tinggi tertular HIV jika tidak menerapkan perilaku aman.
Untuk memperluas jangkauan layanan, Dinas Kesehatan Pringsewu telah menyediakan terapi ARV di 11 puskesmas dan dua rumah sakit.
Pemerintah daerah juga menggandeng sektor pendidikan, sosial, agama, dan lembaga swadaya masyarakat dalam upaya sosialisasi dan penghapusan stigma terhadap ODHA.
“Kami tidak hanya fokus pada pengobatan, tapi juga edukasi agar masyarakat memahami bahwa HIV bisa dikendalikan. Dukungan keluarga dan lingkungan sangat dibutuhkan,” tutur Hadi.
(Tribunlampung.co.id/ Oky Indrajaya)
Kelompok Usia Produktif 25-49 Tahun Dominasi Kasus HIV/AIDS di Pringsewu |
![]() |
---|
Kasus Baru HIV/AIDS di Pringsewu Turun 31 Persen, Stigma Masih Jadi Tantangan |
![]() |
---|
Kyai dan Gus di Lampung Tengah Gelar Doa Bersama Bagi Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo |
![]() |
---|
Jasad Anonim Ditemukan di Area Kebun PTPN Pesawaran Sudah Membusuk |
![]() |
---|
Penutupan Lampung Begawi, Gubernur Soroti Kendala UMKM Tembus Pasar Ekspor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.