Berita Lampung
Layanan HIV/AIDS di Pringsewu Tersedia di 11 Puskesmas dan Terapi ARV
Diskes Pringsewu mencatat, sudah ada 11 puskesmas dan dua rumah sakit yang menyediakan layanan pengobatan dan terapi antiretroviral (ARV).
Penulis: Oky Indra Jaya | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id, Pringsewu – Akses layanan kesehatan bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kabupaten Pringsewu kini semakin mudah.
Dinas Kesehatan atau Diskes Pringsewu mencatat, sudah ada 11 puskesmas dan dua rumah sakit yang menyediakan layanan pengobatan dan terapi antiretroviral (ARV).
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Pringsewu Hadi mengatakan, perluasan layanan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah untuk memperkuat penanganan HIV/AIDS, sekaligus mendorong deteksi dini di masyarakat.
“Sekarang pengobatan HIV tidak hanya bisa dilakukan di rumah sakit. Puskesmas-puskesmas sudah dilengkapi fasilitas dan tenaga kesehatan yang terlatih, sehingga ODHA bisa mendapatkan pengobatan lebih dekat dengan tempat tinggalnya,” ujar Hadi kepada Tribun Lampung, Senin (6/10/2025).
Menurut Hadi, sampai Agustus 2025 tercatat 314 ODHA menjalani pengobatan di Pringsewu.
Dari jumlah itu, sebagian besar berusia produktif antara 25 hingga 49 tahun.
Ia menilai kemudahan akses layanan akan membantu meningkatkan kepatuhan pengobatan dan menekan angka putus obat (loss to follow up).
“Dulu banyak pasien berhenti terapi karena jauh dari fasilitas kesehatan. Sekarang dengan layanan yang tersebar, kami harap kepatuhan meningkat dan angka penularan bisa ditekan,” jelasnya.
Selain memperluas fasilitas, Diskes Pringsewu juga menyiapkan sumber daya manusia terlatih, serta memastikan ketersediaan logistik dan obat-obatan HIV sesuai standar nasional.
Hadi menambahkan, upaya pencegahan dan edukasi juga terus dilakukan melalui pendekatan lintas sektor.
Pemerintah daerah menggandeng dunia pendidikan, tokoh agama, organisasi sosial, dan LSM untuk mengedukasi masyarakat serta menekan stigma terhadap ODHA.
“Kami ingin masyarakat paham bahwa HIV bisa dikendalikan. ODHA berhak mendapat layanan dan dukungan tanpa diskriminasi,” tegasnya.
Hadi berharap perluasan layanan dan edukasi berkelanjutan bisa mempercepat penurunan angka kasus HIV di Pringsewu.
“Target kami bukan hanya menekan angka kasus baru, tapi juga memastikan mereka yang sudah terinfeksi bisa hidup sehat dan produktif,” pungkasnya.
(Tribunlampung.co.id/ Oky Indrajaya)
Stigma dan Putus Obat Jadi Tantangan Tekan Penyebaran HIV/AIDS di Pringsewu |
![]() |
---|
Kelompok Usia Produktif 25-49 Tahun Dominasi Kasus HIV/AIDS di Pringsewu |
![]() |
---|
Kasus Baru HIV/AIDS di Pringsewu Turun 31 Persen, Stigma Masih Jadi Tantangan |
![]() |
---|
Kyai dan Gus di Lampung Tengah Gelar Doa Bersama Bagi Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo |
![]() |
---|
Jasad Anonim Ditemukan di Area Kebun PTPN Pesawaran Sudah Membusuk |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.