Berita Lampung
BPS Lampung Catat Inflasi 0,23 Persen pada Oktober 2025
Secara tahunan (year-on-year), Provinsi Lampung mengalami inflasi sebesar 1,2 persen pada Oktober 2025, yang berarti harga barang dan jasa.
Penulis: Hurri Agusto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat inflasi sebesar 0,23 persen secara bulanan (month-to-month) pada Oktober 2025.
Angka ini lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yakni 0,2 persen pada Oktober 2024.
Secara tahunan (year-on-year), Provinsi Lampung mengalami inflasi sebesar 1,2 persen pada Oktober 2025, yang berarti harga barang dan jasa naik 1,2 persen dibanding Oktober tahun sebelumnya.
Statistisi Ahli Muda BPS Provinsi Lampung Muhammad Sabiel Adi Prakasa menjelaskan, inflasi bulanan (m-to-m) tertinggi terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.
"Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menyumbang inflasi 2,05 persen, dan menyumbang andil tertinggi sebesar 0,13 persen terhadap inflasi umum," Kata Sabiel, Selasa (4/11/2025).
Sementata, deflasi bulanan (m-to-m) tertinggi terjadi pada kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,25 persen.
Namun, andil deflasi terbesar justru datang dari kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,01 persen.
"Lima komoditas utama pendorong inflasi bulanan (m-to-m), yaitu emas perhiasan 0,14 persen, daging ayam ras 0,05 persen, telur ayam ras 0,05 persen, cabai merah 0,05 persen, dan susu cair kemasan 0,02 persen," jelasnya.
Sebaliknya, beberapa komoditas yang menahan laju inflasi (deflasi) antara lain bawang merah (andil deflasi 0,15 persen), tomat (0,03 persen), cabai rawit (0,03 persen), gula pasir (0,02 persen), dan beras (0,01 persen).
Sabiel mengatakan, tingkat inflasi tahunan (y-on-y) Oktober 2025 yang sebesar 1,2 persen ini lebih rendah dibanding Oktober tahun sebelumnya yang tercatat 1,94 persen.
Adapun kelompok dengan inflasi tahunan tertinggi yakni perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,96 persen.
Sementara, kelompok dengan andil inflasi tahunan terbesar, yakni makanan, minuman, dan tembakau (inflasi 4,46 persen, andil 1,46 persen).
Kemudian, kelompok dengan deflasi tahunan terbesar yakni pendidikan (deflasi 17,98 persen, andil deflasi 1,21 persen).
Lima komoditas utama pendorong inflasi tahunan (y-on-y), yakni emas perhiasan: andil 0,45 persen, bawang merah: andil 0,39 persen, cabai merah: andil 0,37 persen, daging ayam ras: andil 0,14 persen, dan beras: andil 0,12 persen.
"Faktor penahan laju inflasi tahunan didominasi oleh penurunan harga di sektor pendidikan, yaitu sekolah menengah atas (andil deflasi 0,85 persen) dan sekolah menengah pertama (0,4 persen), diikuti bawang putih (0,15 persen), cumi-cumi (0,04 persen), dan telpon seluler (0,04 persen)," kata dia.
| Kasus Pelecehan di Masjid, Wali Kota Bandar Lampung Minta Warga Berhati-hati | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Neraca Perdagangan Lampung September 2025 Surplus USD 427,68 Juta, Didorong Peningkatan Ekspor | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Kapolresta Bandar Lampung Pimpin Sertijab 2 Kasat dan 1 Kapolsek | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| BPBD Pesawaran Data 53 Rumah Rusak Akibat Puting Beliung, 6 Roboh Total | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Angin Kencang Terjang Tiga Dusun di Pesawaran, Puluhan Rumah Rusak | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/BPS-Lampung-inflasi.jpg)
												      	
												      	
												      	
												      	
												      	
				
			
											
											
											
											
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.