Berita Lampung
BGN Harapkan Pelaksanaan Makan Bergizi Gratis Zero Mistake
BGN Wilayah 1 Kedeputian Bidang Penyediaan dan Penyaluran Makan Bergizi Gratis (MBG) mengharapkan agar pelaksanaan MBG zero mistake.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Badan Gizi Nasional (BGN) wilayah 1 kedeputian bidang penyediaan dan penyaluran Makan Bergizi Gratis (MBG) mengharapkan agar pelaksanaan MBG (Makan Bergizi Gratis) zero mistake atau tidak ada kesalahan sama sekali.
Direktur Wilayah I Kedeputian Bidang Penyediaan dan Penyaluran BGN Wahyu Widistyanta mengatakan, pihaknya mengharapkan agar penjamah MBG bisa maksimal dalam menyediakan makanan bergizi bagi penerima manfaat.
"Jadi bimbingan teknis (bimtek) bagi penjamah makanan dikemas dalam topik BGN Road to Zero Mistake," kata Wahyu Widistyanta di Hotel Grand Mercure Lampung, Sabtu (8/11/2025).
Pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin agar peristiwa keracunan hingga ada makanan yang basi bisa diantisipasi.
Semua dilakukan dengan cara memberi bekal bagi peserta bisa dalam melaksanakan tugas di lapangan dengan sebaik-baiknya.
"Mulai mereka bagaimana memilih bahan makanan yang baik, kemudian menyimpan, hingga mempraktikkan makanan itu untuk diolah," ujar Wahyu.
Ia mengatakan, diharapkan bagi peserta bimtek dalam memproses atau memproduksi makanan menjadi makanan yang bergizi.
Kemudian manajemen waktu, bagaimana makanan yang diolah itu bisa sampai di tujuan dengan tepat sasaran dan tepat waktu.
Wahyu mengatakan, ke depan akan diterbitkan sertifikat setelah bimtek bagi peserta, SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) sendiri sudah ditetapkan.
Mereka harus bersertifikat Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) bagi setiap SPPG dan jika tidak ada sertifikat tersebut akan disetop.
Sementara konsekuensinya untuk melengkapi persyaratan dan telah dipenuhi akan diizinkan kembali.
Kalau tidak dapat memenuhi sampai waktu yang ditentukan maka akan disetop selamanya.
Saat ditanya untuk wilayah Lampung yang tidak dapat memenuhi SLHS, Wahyu mengatakan, bahwa wilayah Lampung data detailnya diaplikasi karena berproses.
Karena SPPG selalu bertambah dan SPPG baru dipersyaratkan dan termasuk chef juga harus yang bersertifikat.
Upaya persyaratan dari BGN dalam rangka untuk zero mistake atau tidak ada kesalahan sama sekali ke depan.
Di tahap awal 2025 target 5.000 SPPG atas perintah presiden dan permintaan tersebut dari elemen-elemen penerima manfaat.
Harapannya di akhir tahun penerima manfaat menerima haknya dengan baik.
Lampung paling cepat akselerasinya dalam penyiapan SPPG dari 10 provinsi lainnya di Pulau Sumatera.
Kemudian provinsi Aceh dan Sumatera Utara, dari target yang dicanangkan saat ini sudah mencapai 82 persen siap operasional di Lampung.
Sementara itu, tingkat case atau masalah secara global BGN dari awal dicatat ada 8.000 case dan sampai saat ini tercatat bahwa ada 1,4 miliar porsi yang telah dipersiapkan untuk penerima MBG.
Seperti yang disampaikan presiden bahwa case itu dengan tidak mengurangi rasa hormat terdapat mereka yang terdampak.
Secara matematis prosentase case itu tidak lebih dari 0,01 persen, sehingga secara matematis program ini berhasil.
Case di Lampung masih rendah dari provinsi lainnya.
BGN juga akan menyiapkan SPPG khusus untuk wilayah 3T di wilayah yang belum terjangkau SPPG mandiri.
Itu termasuk nanti kelompok warga yang terisolir akan dipersiapkan.
SPPG 3T itu format dapurnya relatif kecil, jika SPPG yang reguler desainnya yakni dibuat dengan dimensi 20x20 meter.
SPPG 3T yang bangun baru dengan desain layout 10x15 meter, diharapkan melayani para penerima manfaat untuk 1.000 penerima.
Tim percepatan sudah menetapkan 4.770 titik di Indonesia di wilayah 3T termasuk di Lampung.
Ada beberapa juknis terakhir per 11 November 2025, dan ke depan untuk 3.000 porsi per dapur.
Sementara itu, Kepala SPPG Jati Baru, Tanjung Bintang, Lampung Selatan, Elyas Lisa Yuliana mengatakan, pihaknya telah melalui SOP (standar operasional prosedur).
Dengan diperhatikan dan dijalankan dengan baik, ahli gizi juga ditugaskan untuk melakukan pemantauan.
"Karena ibu-ibu kalau di dapur panas yang bersandingan langsung dengan api kompor, saya selalu tekankan kepada ahli gizi saya untuk dipantau pemakaian APD (alat pelindung diri) harus lengkap dilaksanakan," ujar Elyas.
Kemudian SOP di dapur diupayakan dengan mengingatkan kepada relawan untuk mengadakan evaluasi mingguan dan bulanan.
"Dari dapur saya beri informasi di pamflet untuk diingatkan para relawan tentang SOP yang harus dijalankan. Semoga tidak ada kejadian luar biasa (KLB) dan alhamdulillah tidak ada di dapur kami, setiap hari kami sediakan 3.328 porsi bagi penerima manfaat terdiri TK hingga SMA," ungka Elyas.
Sertifikasi sedang proses dan minggu depan direncanakan telah terpenuhi.
Menu favorit ayam dari penerima manfaat yakni fried chicken, ayam geprek dan ikan dori karage.
"Sejauh ini keluhannya tidak ada namanya anak-anak, kadang sampah makanan yang kami terima banyak," tukas Elyas.
(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)
| Kasat Reserse Narkoba Dimutasi Usai Ungkap Kasus Menonjol di Lampung Tengah |
|
|---|
| BMKG Maritim Panjang Keluarkan Peringatan Dini Banjir Rob, Berlaku hingga 10 November |
|
|---|
| Baru 1 SPPG di Bandar Lampung Kantongi SLHS, Berlokasi di Tanjung Senang |
|
|---|
| DPRD Bandar Lampung Desak Pemkot Hapus Pungutan Komite di SMP Negeri |
|
|---|
| Pria di Gadingrejo Tega Hamili Anak Sambungnya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/Direktur-Wilayah-I-Kedeputian-Bidang-Penyediaan-dan-Penyaluran-BGN-Wahyu-Widistyanta.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.