Berita Lampung
Pengamat Unila Bicara soal Rencana Kemenkes Buka 500 Sentra Pendidikan Dokter Spesialis
Dosen FISIP Unila ini menyebutnya sebagai program akselerasi khusus untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli di luar jalur pendidikan formal.
Penulis: Hurri Agusto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Rencana Kementerian Kesehatan membuka 500 sentra pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit (hospital-based education) mendapat sambutan positif.
Program itu bertujuan untuk memenuhi krisis kekurangan 70.000 dokter spesialis di Indonesia.
Menurut pengamat kebijakan Dedy Hermawan, program ini adalah terobosan yang positif.
Namun, kata dia, Kemenkes harus dapat merinci dan menjamin transparansi kurikulum serta mekanisme teknis pendidikannya kepada publik.
“Program ini merupakan langkah berbasis data untuk mengatasi kebutuhan dokter spesialis yang mendesak, terutama di daerah,” kata Dedy, Minggu (16/11/2025).
Dosen FISIP Unila ini menyebutnya sebagai program akselerasi khusus untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli di luar jalur pendidikan formal yang selama ini sudah berjalan.
“Saya melihat wacana ini atau program ini sebagai suatu terobosan selain menempuh pendidikan di lembaga yang formal yang selama ini sudah ada di berbagai kampus, dan itu perlu ada program akselerasi khusus untuk memenuhi kebutuhan dokter-dokter yang ada di daerah-daerah,” tuturnya.
Dikatakannya, program ini juga berkaitan dengan upaya Presiden Prabowo Subianto menepati janji politik dan kampanye di bidang kesehatan.
“Harapannya, program ini mampu mewujudkan desentralisasi pelayanan kesehatan sehingga fasilitas dan layanan tidak lagi menumpuk di kota, melainkan juga maksimal di daerah-daerah garda terdepan,” ucap Dedy.
“Ini wacana yang positif, supaya pelayanan kesehatan itu terdesentralisasi dengan baik sehingga tidak menumpuk di kota. Pogram ini tentu akan lebih bagus ketika menyentuh daerah-daerah yang menjadi garda terdepan agar bisa memiliki fasilitas dan layanan layanan kesehatan yang maksimal,” imbuh dia.
Namun, dia memberikan sorotan tajam terkait aspek implementasi di lapangan, terutama menyangkut pendidikan yang kini berbasis di rumah sakit.
Menurutnya, publik berhak mengetahui secara detail bagaimana program ini akan dijalankan.
“Tentu publik harus mengetahui secara detail terkait program ini bahwa tenaga kesehatan ini basisnya di rumah sakit. Tentu ini yang publik harus tahu secara detail seperti kurikulumnya seperti apa dan mekanisme teknisnya seperti apa,” lanjut Dedy.
Dia menuturkan, penanganan kesehatan manusia memerlukan profesionalisme tinggi dan institusi yang kompeten.
Oleh karena itu, semua detail program harus diperjelas secara rinci.
“Program ini menyangkut hajat hidup dan penanganan kesehatan manusia yang perlu ditangani oleh profesional dan perlu ditangani di suatu institusi yang kondusif dan punya kompetensi yang mumpuni, sehingga ini perlu diperjelas secara detail,” tandasnya.
(Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto)
| Tari Tuping 12 Wajah Raih Rekor MURI Kategori Pagelaran dengan Peserta Terbanyak |
|
|---|
| Basarnas Bakauheni Evakuasi Nelayan di Perairan Pulau Sebuku Lampung Selatan |
|
|---|
| Diamankan di Pelabuhan Bakauheni, 467 Burung Ilegal Disembunyikan di Bagasi Bus |
|
|---|
| 6.573 Peserta Meriahkan Pawai Budaya HUT ke-69 Lamsel, Terbesar Sepanjang Sejarah Penyelenggaraan |
|
|---|
| Kemenkes Canangkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS, Akademisi Lampung Tekankan Transparansi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/Pengamat-Politik-Unila-Dedy-Hermawannih.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.