Berita Lampung
Pemkab Pesawaran Targetkan Eliminasi Kasus Malaria pada 2029
Saat ini Kabupaten Pesawaran masih berada pada kategori endemis sedang malaria dengan 1.286 kasus.
Penulis: Oky Indra Jaya | Editor: Reny Fitriani
Ringkasan Berita:
- Pemkab Pesawaran menggelar Rakor Penanggulangan Bencana dan Sosialisasi Percepatan Pengendalian Malaria 2025 untuk fokus pada pengendalian malaria dan kesiapsiagaan bencana, dengan target eliminasi malaria pada 2029 dan 1.286 kasus malaria saat ini.
- Langkah pencegahan malaria dilakukan melalui penggunaan kelambu berinsektisida, menjaga kebersihan lingkungan, dan pengobatan cepat
- Rakor ini juga membahas peningkatan potensi bencana hidrometeorologi dan ancaman Megathrust.
Tribunlampung.co.id, Pesawaran - Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Pesawaran menegaskan fokus pengendalian malaria sekaligus kesiapsiagaan bencana pada Rapat Koordinasi (Rakor) Penanggulangan Bencana dan Sosialisasi Percepatan Pengendalian Malaria Tahun 2025 yang digelar di Aula Pemerintah Daerah Pesawaran, Selasa (18/11/2025).
Saat ini Pesawaran masih berada pada kategori endemis sedang malaria dengan 1.286 kasus.
Empat kecamatan yang masih menjadi wilayah endemis adalah Teluk Pandan, Padang Cermin, Marga Punduh, dan Punduh Pedada.
Pemerintah daerah menargetkan penurunan kasus secara bertahap agar Kabupaten Pesawaran dapat mencapai eliminasi malaria pada 2029.
Kepala Dinas Kesehatan Pesawaran Media Apriliana menjelaskan, langkah pencegahan dilakukan melalui penggunaan kelambu berinsektisida, menjaga kebersihan lingkungan, pencegahan gigitan nyamuk, deteksi dini lewat surveilans, serta pengobatan cepat dan tepat.
Ia menambahkan, bahwa meski kasus malaria sempat meningkat pada 2022–2024, angka tersebut mulai menunjukkan penurunan hingga Oktober 2025.
Selain pengendalian malaria, rakor ini juga membahas peningkatan potensi bencana hidrometeorologi dan ancaman Megathrust memasuki musim penghujan.
Sepanjang 2025 hingga awal November, tercatat 29 kejadian bencana hidrometeorologi seperti banjir, angin kencang, dan tanah longsor.
Bupati Pesawaran Nanda Indira Bastian menyampaikan bahwa kondisi geografis dan geologi Pesawaran menjadikan wilayah ini rawan bencana.
Ia menekankan pentingnya kesiapsiagaan lintas sektor melalui langkah terukur dan kolaboratif yang melibatkan masyarakat.
“Rakor ini menjadi momentum memperkuat sinergi menghadapi perubahan iklim yang semakin sulit diprediksi,” ujarnya.
Penguatan sinergi tersebut diarahkan melalui konsep pentahelix, yang melibatkan pemerintah, TNI-Polri, dunia usaha, akademisi, media, dan masyarakat.
Kepala BPBD Pesawaran Sofyan Agani menambahkan bahwa pemerintah telah membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana) di 11 desa pada 11 kecamatan, dengan dukungan BPBD Provinsi Lampung, Basarnas, PMI, camat, kepala desa, serta forum relawan.
Rakor yang dihadiri unsur Forkopimda, OPD, camat se-Pesawaran, serta perwakilan BPBD dan BMKG ini ditutup dengan penandatanganan komitmen kerja sama lintas sektor sebagai langkah memperkuat perlindungan masyarakat dari bencana dan penyakit menular.
(Tribunlampung.co.id/ Oky Indrajaya)
| Lifter Muda Pesawaran Raih Perunggu di Kejuaraan Angkat Besi Pelajar DKI Jakarta 2025 |
|
|---|
| Prakiraan Cuaca Lampung 19 November 2025, Waspada Hujan Petir di 5 Wilayah |
|
|---|
| RSUD A Dadi Tjkrodipo Kota Bandar Lampung Bulan Ini Hanya Tangani 1 Pasien DBD |
|
|---|
| Pengamat Minta Pertamina Tak Perlu Takut Hadapi Mafia Migas Soal Pengecoran BBM Solar |
|
|---|
| Sopir Truk di Lampung Timur Bawa Kabur Uang Penjualan Gabah Rp 64 Juta |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/Bupati-Nanda-dalam-rakor-penanggulangan-bencana.jpg)