Berita Lampung
Pengamat Minta Pertamina Tak Perlu Takut Hadapi Mafia Migas Soal Pengecoran BBM Solar
Viralnya aksi pengecoran bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis solar di Lampung Timur, mematik sejumlah pihak untuk bereaksi.
Penulis: Riyo Pratama | Editor: Noval Andriansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung – Viralnya aksi pengecoran bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis solar di Lampung Timur, mematik sejumlah pihak untuk bereaksi.
Sejumlah pihak menilai, hal tersebut merupakan bagian dari tindakan mafia migas yang ada di Lampung. Untuk itu, pihak terkait, dalam hal ini PT Pertamina, diminta untuk tak takut menghadapi mafia migas.
Aparat penegak hukum perlu menindak tegas adanya potensi mafia migas di Provinsi Lampung. Apalagi adanya fenomena viral SPBU di Lampung Timur digerebek warga pada Minggu malam, 16 November 2025. Aksi penggerebekan tersebut terkait aktivitas pengecoran BBM bersubsidi jenis solar di Lampung Timur.
Warga menemukan aktivitas pengecoran solar dari mesin SPBU ke tangki berkapasitas sepuluh ribu liter yang berada di bak truk. Kejadian tersebut kemudian direspon oleh Pertamina. Pertamina menegaskan akan memberikan sanksi tegas kepada SPBU tersebut.
Melihat fenomena tersebut, Akademisi Fakultas Ekonomi Universitas Lampung, Dr Usep Syaipudin mendorong aparat kepolisian untuk mengindikasikan adanya jaringan mafia BBM yang bermain dalam persoalan kelangkaan di daerah tersebut.
“Itu tugas aparat kepolisian untuk menyelidiki dan memastikan. Jika benar ada dan terbukti, tentu harus diberi sanksi tegas sesuai peraturan,” katanya, Selasa (18/11/2025).
Kemudian, ia juga menduga, fenomena tersebut tentu tidak hanya terjadi pada wilayah Lampung Timur, tetapi kabupaten lain juga perlu diselidiki. Karena, kelangkaan BBM solar juga terjadi pada kabupaten lainnya.
“Kalau melihat pola yang ada, saya menduga hal itu terorganisir dan melibatkan beberapa pihak tertentu,” kata Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Lampung ini.
Pemerintah saat ini sedang mengintensifkan pemberantasan mafia migas, termasuk penetapan Riza Chalid sebagai tersangka kasus BBM. Untuk itu, Usep menilai, pemerintah harus berani menindak oknum atau mafia pelanggar hukum.
“Masa negara takut dan kalah oleh oknum atau mafia pelanggar hukum,” ucap Usep.
Usep menilai, Pertamina berpotensi menjadi sasaran dari manuver para mafia migas. Apalagi mengingat, Pertamina adalah pelaksana utama kebijakan energi dan distribusi BBM.
“Pertamina bertanggung jawab atas penyediaan dan distribusi BBM Subsidi. Pertamina menjalankan amanat dari negara. Pertamina tidak perlu takut, kecuali ada keterlibatan oknum di dalamnya,” ujarnya.
“Pertamina memang harus tegas menindak SPBU yang melanggar, kita tentu mendukung hal itu,” sambung Usep.
Ia juga mengingatkan kepada Pertamina, Polisi dan aparat penegak hukum untuk aktif melakukan monitoring. Jangan sekedar menunggu kejadiannya viral terlebih dahulu.
“Harusnya Pertamina, polisi, dan APH jangan menunggu viral. Saya yakin pihak kepolisian dan APH punya perangkat yang memadai untuk mendeteksi dan menindak setiap pelanggaran,” katanya.
Kemudian ia juga mengajak masyakat aktif dalam menyampaikan informasi-informasi yang meresahkan, tetapi juga jangan mudah juga terkena berita bohong.
“Masyarakat juga harus bijak menggunakan medsos dan menanggapi berita viral di medsos, harus dicek kebenarannya. Jangan sampai terprovokasi berita hoaks,” katanya.
( Tribunlampung.co.id / Riyo Pratama )
| Sopir Truk di Lampung Timur Bawa Kabur Uang Penjualan Gabah Rp 64 Juta |
|
|---|
| Pengembangan Terminal Betan Subing Lampung Tengah Butuh Rp 600 Miliar |
|
|---|
| Kesaksian Warga saat Rumah Anggota DPRD Lampung Tengah Dirusak Orang Tak Dikenal |
|
|---|
| Pengembangan Terminal Betan Subing Lampung Bisa Dorong Pertumbuhan Ekonomi |
|
|---|
| Terminal Betan Subing Lampung Tengah Akan Dihidupkan Lagi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/truk-carter-kedapatan-cor-bbm-di-SPBU-Sribawono-Lamtim.jpg)