Berita Terkini Nasional

Driver Ojol Bakal Demo di DPR Rabu Besok, Isi Tuntutannya Disorot

Pengemudi ojek online (ojol) yang tergabung dalam Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia bakal menggelar demo Rabu besok.

Editor: Kiki Novilia
Tribunlampung.co.id/Riyo Pratama
DEMO OJOL - Ilustrasi driver ojol dan mahasiswa saat konsolidasi di belakangan rektorat Unila, Jumat (29/8/2025). Pengemudi ojek online (ojol) yang tergabung dalam Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia bakal menggelar demo Rabu besok. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jakarta - Pengemudi ojek online (ojol) yang tergabung dalam Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia bakal menggelar demo pada Rabu (17/9/2025). Demo tersebut diberi nama Aksi 179. 

Demonstrasi adalah unjuk rasa atau pernyataan sikap di hadapan umum. Biasanya digerakkan oleh banyak orang atau massa demi menyampaikan tuntutan tertentu.

Digelar bertepatan dengan peringatan Hari Perhubungan Nasional, rencananya demo bakal digelar di tiga titik utama, yakni Kementerian Perhubungan, Istana Negara, dan Gedung DPR RI. Dalam hal ini, sejumlah aliansi mahasiswa, termasuk Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) juga turut serta. 

Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menyebut demo tersebut merupakan bentuk protes terhadap kebijakan Menteri Perhubungan Dudy Purwaghandi, yang dinilai lebih berpihak pada kepentingan perusahaan aplikator transportasi daring ketimbang pengemudi.

"Hari Perhubungan Nasional yang seharusnya dapat menjadi suatu kebanggaan kemajuan Indonesia pada bidang perhubungan akan menjadi saat yang tepat bagi Asosiasi Pengemudi Ojek Online Garda Indonesia menyuarakan bahwa terjadinya kemunduran Kementerian Perhubungan semenjak Dudy Purwaghandi diangkat oleh Presiden Prabowo menjadi Menteri Perhubungan," kata Igun dikutip Tribunnews, Selasa (16/9/2025).

Igun menilai, selama menjabat, Menteri Perhubungan lebih banyak mendukung kebijakan yang menguntungkan aplikator. Sementara itu, kesejahteraan para pengemudi masih jauh dari harapan. 

"Garda menilai bahwa secara jelas telah terjadi "vendor driven policy" di mana kebijakan-kebijakan Menteri Perhubungan telah dikendalikan oleh perusahaan-perusahaan aplikasi transportasi online," ujar Igun.

Garda juga menghimbau masyarakat untuk menggunakan moda transportasi alternatif pada hari aksi, karena sebagian besar pengemudi akan menonaktifkan aplikasi sebagai bentuk solidaritas. Dalam pernyataan resmi, Garda Indonesia menyampaikan tujuh tuntutan utama dalam aksi tersebut, yaitu:

1. RUU Transportasi Online masuk dalam Prolegnas 2025–2026.

2. Potongan aplikator 10 persen harga mati.

3. Regulasi tarif pengantaran barang dan makanan.

4. Audit investigatif terhadap potongan 5 persen oleh aplikator.

5. Penghapusan sistem Aceng, Slot, Multi Order, dan Member Berbayar.

6. Pencopotan Menteri Perhubungan Dudy Purwaghandi.

7. Pengusutan tragedi 28 Agustus 2025 oleh Kapolri.

Berita selanjutnya Demo di Lampung Berlangsung Damai, Pelajar SMA Acungi Jempol

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved