Berita Terkini Nasional

Nanik S Deyang Menangis soal MBG, Jejak Digitalnya Jadi Sorotan

Nanik S Deyang menangis saat menyampaikan permohonan maaf atas kasus keracunan yang menimpa sejumlah anak penerima MBG.

Editor: taryono
Tangkap Layar Kompas TV
MINTA MAAF - Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S Deyang, tak kuasa menahan tangis saat menyampaikan permohonan maaf terkait kasus keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang menimpa ribuan anak, Jumat (26/9/2025) di kantor BGN, Jakarta. 

Tribunlampung.co.id, Jakarta - Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S Deyang menangis saat menyampaikan permohonan maaf atas kasus keracunan yang menimpa sejumlah anak penerima bantuan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Diketahui, secara nasional, jumlah korban keracunan dari program MBG (Makan Bergizi Gratis) dilaporkan lebih dari 5.000 orang per September 2025.

Adapun BGN mencatat 4.711 orang terdampak KLB keracunan MBG sampai 22 September 2025.

Sedangkan menurut Istana dan lembaga terkait, terdapat angka korban sebesar 5.080 (BGN), 5.207 (Kemenkes), dan 5.320 (BPOM) orang.

Nanik mengaku sedih melihat video anak-anak yang harus digotong ke puskesmas maupun posko kesehatan akibat makanan yang dikonsumsi. 

Mantan jurnalis itu membayangkan bila hal tersebut terjadi pada anaknya sendiri. 

"Kalau anak saya panas saja, saya sudah stres bukan main. Apalagi ini melihat anak-anak sampai digotong ke puskesmas, ke posko," katanya seperti dikutip dari Video Kompas.com pada Jumat (25/9/2025). 

Ia melanjutkan tujuan program MBG adalah mulia, yakni memastikan anak-anak Indonesia mendapatkan asupan gizi yang layak demi terwujudnya generasi emas. 

Akan tetapi, ia mengakui adanya kelemahan dalam pelaksanaan program tersebut sehingga menimbulkan peristiwa keracunan. 

"Padahal niat kami, nawaitu kami, nawaitu presiden adalah ingin membantu anak-anak terpenuhi gizinya agar mereka menjadi generasi emas. 

Dalam kesehariannya, Nanik mengatakan aktivitasnya sebelum ditunjuk sebagai Wakil BGN, dirinya sudah bergelut di bidang sosial, terutama anak-anak yang tidak mampu. 

"Mereka (anak-anak) sering sekolah hanya dengan berlaukan garam saja. Kami ingin agar anak-anak Indonesia mempunyai keadilan dalam pemenuhan gizi," ujarnya sembari menangis. 

Ia pun meminta maaf kepada seluruh orang tua dan anak-anak yang terdampak. 

Pihaknya berjanji akan melakukan perbaikan secara menyeluruh. 

Nanik juga mengajak masyarakat ikut mengawasi jalannya dapur MBG yang tersebar di berbagai daerah. 

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved