Berita Terkini Nasional

Sosok Yai Mim, Dosen UIN Malang yang Saling Lapor dengan Sahara

Sosok Imam Muslimin alias Yai Mim yang saling lapor ke Polresta Kota Malang dengan perempuan bernama Sahara.

Editor: taryono
Tangkapan layar YouTube Kompas TV Malang dan YouTube Curhat Bang Denny Sumargo)
SALING LAPOR - Nurul Sahara dan Yai Mim, eks dosen UIN Malang, kedua tetangga yang berseteru. Sosok Yai Mim, Dosen UIN Malang yang Saling Lapor dengan Sahara. 

Tribunlampung.co.id, Jatim - Sosok Imam Muslimin alias Yai Mim yang saling lapor ke Polresta Kota Malang dengan perempuan bernama Sahara.

Yai Mim dan Sahara tinggal bertetangga di Perumahan Joyogrand, Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Malang, Jawa Timur (Jatim).

Awalnya, Yai Mim dilaporkan Sahara atas tuduhan pencemaran nama baik dan fitnah pada Kamis (18/9/2025).

"Kami melaporkan ini untuk mencari kejelasan dan keadilan. Klien kami merasa dirugikan secara finansial pada bisnis rental mobilnya akibat fitnah yang beredar," ujar  Mohammad Zaki, kuasa hukum Sahara pada Rabu (1/10/2025).

Lalu, giliran Sahara yang dilaporkan Yai Mim atas sejumlah tuduhan: pelanggaran UU ITE, pencemaran nama baik, pengancaman yang menimbulkan rasa takut, ancaman pembunuhan, hingga memasuki properti tanpa izin.

Laporkan dibuat Yai Mim didampingi kuasa hukumnya, Austian Siagian pada Jumat (19/9/2025).

Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (Kanit PPA) Satreskrim Polresta Kota Malang, AKP Khusnul, mengatakan laporan keduanya telah diterima pihaknya.

"Benar, laporan dari kedua pihak telah kami terima. Saat ini sedang diproses untuk lebih lanjut," ujar AKP Khusnul, Rabu.

Sosok Yai Mim

Imam Muslimin alias Yai Mim adalah mantan dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Selama menjadi dosen UIN Maulana Malik Ibrahim, ia aktif mengajar untuk program pascasarjana Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dikutip dari sinta.kemdiktisaintek.go.id.

Yai Mim diketahui pernah belajar di Pesantren Terpadu Al Kamal Kunir Wonodadi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Setelahnya, ia berkuliah di IAIN Sunan Ampel Surabaya mengambil program studi Bahasa Arab dan lulus pada 1991.

Di UIN Maulana Malik Ibrahim, Yai Mim pernah menjabat sebagai Ketua Hai'ah Tafidzil Qur'an.

Namun, setelah viral kasusnya dengan Sahara, ia sempat nonaktif sebagai dosen.

Setelahnya, Yai Mim memutuskan mengundurkan diri pada 17 September 2025.

"Saya sudah mengajukan mundur (sebagai) dosen. Suratnya bisa dilihat. Saya mengajukan mundur," ungkap Yai Mim, Rabu (17/9/2025), dilansir Kompas.com.

Lebih lanjut, Yai Mim mengungkapkan faktor lain dirinya memutuskan mundur sebab kondisi kegiatan belajar mengajar tak lagi kondusif.

Ia menyebut mahasiswa tidak lagi menghadiri kelasnya, maupun merespons komunikasinya.

Karena itu, Yai Mim pun memilih mundur ketimbang merasa sakit hati.

"Semua mahasiswa enggak ada yang datang. Saya WA (WhatsApp) enggak ada yang jawab. Daripada saya sakit hati, saya menulis surat kepada atasan saya bahwa saya mundur," aku Yai Mim.

"Saya mundur memulai hari ini sampai dengan selamanya. Agar kalau ada hal-hal yang mungkin diperlukan dari saya, saya tidak terikat oleh jam mengajar lagi. Bisa fokus."

"Bagi saya, dosen itu adalah pengabdian, bukan uang," pungkas dia.

Duduk Perkara

Perseteruan antara Imam Muslimin alias Yai Mim dengan Sahara bermula karena tanah wakaf untuk jalan warga, dijadikan lokasi parkir mobil rental milik Sahara.

Keduanya merupakan tetangga di Perumahan Joyogrand Kavling Departemen Agama (Depag) III Atas, Kelurahan Merjosari, Kota Malang.

Selain masalah lahan parkir, perseteruan juga dipicu oleh persoalan batas tanah.

Cekcok pun terjadi pada Agustus 2025, ketika mobil rental milik Sahara diparkir di depan pintu rumah Yai Mim sehingga kendaraan mantan dosen itu tak bisa keluar.

Perseteruan itu pun menjadi viral setelah Sahara merekam dan mengunggahnya di media sosial.

Video yang memperlihatkan aksi Yai Mim berguling-guling di tanah beredar luas diiringi narasi yang berkembang liar dan tidak terverifikasi kebenarannya, termasuk pencemaran nama baik, pengrusakan mobil, hingga dugaan pelecehan.

"Selama beberapa waktu saya sempat tidak menggubris perbuatan beliau, dikarenakan saya masih memandang beliau sebagai Kyai dan Dosen di UIN Malang."

"Namun tindakan provokatif beliau baik berupa lisan, tulisan, dan tindakan selalu bersubstansi pemfitnahan, penuduhan dan merendahkan saya. Hingga akhirnya saya memberanikan diri untuk speak up," tulis Nurul Sahara di unggahannya.

Menanggapi narasi itu, Yai Mim menegaskan hal tersebut adalah fitnah.

"Itu fitnah keji yang dilakukan oleh orang yang menghasut terhadap saya dan semuanya tidak ada satu pun yang benar," kata Yai Mim, Selasa (16/9/2025).

Buntut konflik itu, Yai Mim diusir dari rumahnya di Perumahan Joyogrand tanpa ada mediasi lebih dulu.

Saat ini, Yai Mim berpindah tempat tinggal dari guest house satu ke guest house lainnya, sembari menunggu rumahnya di Perumahan Joyogrand yang dijual, laku.

"Kami enggak pernah dimintai keterangan, enggak pernah dimediasi, enggak pernah diberi kesempatan tabayyun. Tiba-tiba saja kami diusir dari RT ini," ungkap istri Yai Mim, Rosida.

Keduanya pun diketahui sudah saling lapor ke Polresta Kota Malang.

Selain itu, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Malang akan melakukan verifikasi legalitas tanah untuk mencari titik terang perseteruan Yai Mim dan Sahara.

(Tribunlampung.co.id/Tribunnews.com)

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved