Berita Terkini Nasional
Tembok Bangunan Era Belanda Runtuh Timpa 4 Orang Sekeluarga, Ibu Dua Anak Tewas
Imbas kejadian itu seorang ibu dua anak meninggal dunia akibat tertimpa material reruntuhan tembok era Belanda.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Jawa Tengah - Tembok bangunan era Belanda ambruk menimpa empat orang sekeluarga.
Imbas kejadian itu seorang ibu dua anak meninggal dunia akibat tertimpa material reruntuhan tembok era Belanda.
Peristiwa tersebut terjadi saat satu keluarga itu sedang tertidur pulas di rumah mereka yang ada di Gang Buntu, Jalan Padamaran, Kelurahan Kauman, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (28/10/2025) pukul 23.50 WIB.
Kelurahan Kauman terletak di pusat kota dan berdekatan dengan kawasan Pasar Johar. Kelurahan ini memiliki luas 28,652 Ha, terbagi menjadi 5 RW dan 17 RT.
Kelurahan Kauman di Semarang Tengah memang memiliki beberapa bangunan bersejarah peninggalan Belanda, seperti bekas pabrik Hygeia dan tangsi militer Belanda, meskipun bangunan tangsi militer sudah dirobohkan dan diganti dengan pusat perbelanjaan.
Selain itu, di sekitar wilayah Kauman, terdapat bangunan bersejarah lainnya yang berkaitan dengan era Belanda di Semarang.
Namun salah satu tembok bangunan era Belanda tersebut ambruk hingga menimpa rumah warga yang ada di sebelahnya.
Ironisnya insiden tersebut menimbulkan korban jiwa lantaran sekeluarga tertimpa reruntuhan tembok.
Mega Gita Safitri (28) seorang ibu yang memiliki dua anak meninggal dunia tertimpa tembok yang runtuh.
Adapun tiga korban lainnya selamat yakni Syahrul Adji Pramuda (20), seorang anak perempuan berinisial YAE (7), dan anak laki-laki berinisial AIS (4). Mega adalah ibu YAE dan AIS, sementara Syahrul adalah adik Mega.
"Korban ada empat orang, mereka satu keluarga, ibu dan dua anak kandungnya serta satu orang pemuda adik dari korban meninggal dunia," kata Daniel Setyo Pamuji, warga setempat, Rabu, (29/10/2025), dikutip dari TribunJateng.com.
Tembok yang ambruk adalah bangunan era Belanda dan memiliki tinggi sekitar tujuh meter. Tembok itu berdempetan dengan bangunan rumah korban yang memiliki tinggi sekitar 3 meter.
Daniel mengatakan bangunan Belanda itu dijadikan gudang. Pemiliknya adalah warga Jakarta.
Sementara itu, bangunan rumah korban disekat menjadi dua ruangan. Satu ruangan di sisi barat dihuni oleh Mega dengan dua anaknya. Ruangan yang satunya dihuni oleh Syahrul.
Adapun suami Mega pada saat kejadian tidak di rumah karena sedang bekerja di luar kota.
Terdengar suara gemuruh
Daniel mengatakan sebelum bangunan itu roboh dan menimpa rumah korban, sempat terdengar suara gemuruh.
"Ada suara gemuruh lalu ada suara bruk. Adik korban (Syahrul Adji Pramuda) bisa keluar dari timbunan bangunan, ia lalu berteriak minta tolong," ujar Daniel.
Setelah mengetahui bangunan ambruk, Daniel berupaya mengevakuasi korban dengan alat seadanya.
AIS diselamatkan terlebih dahulu, lalu YAE. YAE dirujuk ke RS Hermina Semarang.
Sementara itu, Mega sudah dalam keadaan meninggal ketika dievakuasi. Kepalanya terluka parah.
Rizal Qoirul Rahman (33), kerabat korban, berkata ambruknya tembok itu terjadi ketika seluruh korban sedang terlelap. Dia menduga tembok ambruk karena sudah lapuk.
"Dugaan seperti itu, karena bangunan tua," kata Rizal.
"Mungkin mukjizat dari Allah, anak yang paling kecil laki-laki menunggu waktu sekitar 15 menit baru bisa dievakuasi, alhamdulillah bocah itu enggak kenapa-kenapa cuman kotor semua sementara anak perempuan hampir 45 menitan baru bisa diselamatkan," katanya menjelaskan.
Rizal menyebut evakuasi Mega memerlukan waktu hampir 2 jam. Evakuasi dilakukan oleh warga setempat dan tim Basarnas.
Menurut Rizal, rumah yang dihuni para korban sudah berdiri sejak puluhan tahun lalu.
"Soal pemilik gudang tidak tahu yang jelas keluarga kami sudah menempati rumah ini sudah sejak zaman Bapak ketika masih hidup," katanya.
Korban selamat untuk sementara ini menumpang di rumah tetangga. Adapun korban meninggal akan dikebumikan di TPU Bergota 2. Para korban selamat sementara menumpang di rumah tetangga.
Saat ini polisi masih menyelidiki peristiwa itu. Garis polisi tampak sudah dipasang.
Sementara itu, Kepala Basarnas Semarang Budiono menyebut pihaknya menerima laporan sekitar setengah jam setelah kejadian.
“Kami menerima laporan pada Rabu dinihari sekitar pukul 00.30 WIB mengenai adanya bangunan yang runtuh dan masih ada lima warga yang terjebak di dalamnya. Kami kirimkan satu tim untuk melakukan evakuasi,” kata Budiono dikutip dari Kompas.com.
Menurut Budiono, seluruh korban bisa dievakuasi dari reruntuhan sekitar pukul 01.45 WIB.
“Ada lima penghuni yang terdampak runtuhnya bangunan, 4 selamat dan mengalami luka-luka, sedangkan satu korban meninggal dunia, diduga akibat tertimpa balok dan tembok rumah,” ujarnya.(*)
Berita Selanjutnya Kuliah Jurusan Rekayasa Kosmetik Itera Lampung Bisa Ciptakan Produk dari Bahan Alami
| Alasan Ratusan Warga Bengkulu Mundur dari PKH setelah Ditempel Stiker 'Keluarga Miskin' |
|
|---|
| Alasan Polisi di OKU Tembak ODGJ hingga Berujung Kematian |
|
|---|
| ASN Tembak Mati Rocki Marciana karena Kesal Kerap Curi Buah Sawitnya |
|
|---|
| Tewaskan 4 Anggota Keluarga, Sopir Mobil Jadi Tersangka Tabrak Lari |
|
|---|
| Tiga Orang Meninggal Akibat Banjir di Kota Semarang |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/Tembok-bangunan-era-Belanda-roboh-timpa-empat-orang-sekeluarga-ibu-dua-anak-tewas.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.