Berita Terkini Nasional

Tukang Ojek Tewas Dianiaya Oknum Polisi setelah Sama-sama Tenggak Miras di Acara Pesta

Awalnya mereka, tukang ojek dan oknum polisi tersebut sama-sama menenggak miras di acara pesta itu.

Dokumentasi Tribunnews.com
PEMBUNUHAN - Foto garis polisi terpasang di tempat kejadian perkara (TKP). Seorang tukang ojek tewas dianiaya oknum polisi setelah sama-sama tenggak miras di acara pesta wilayah Kabupaten Ende, NTT, Kamis (30/10/2025). 
Ringkasan Berita:
  • AD seorang tukang ojek di Kabupaten Ende, NTT tewas diduga dianiaya oknum polisi.
  • Penganiayaan terjadi setelah keduanya cekcok di sebuah acara pesta.
  • Keduanya sama-sama dalam pengaruh miras saat keributan terjadi.

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, NTT - Seorang tukang ojek akhirnya tewas setelah mengalami penganiayaan dari oknum polisi di sebuah acara pesta.

Awalnya mereka, tukang ojek dan oknum polisi tersebut sama-sama menenggak miras di acara pesta itu.

Namun acara pesta yang seharusnya menjadi momen kebahagiaan tersebut menjadi tragedi keributan hingga merenggut nyawa tukang ojek.

Tukang ojek yang meninggal dunia dianiaya oknum polisi berinisial AD warga Kelurahan Paupire, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sedangkan oknum polisi yang diduga menganiaya AD adalah OSC anggota Polres Ende.

Padahal AD sudah membeli tiket kapal untuk pulang ke kampung halamannya menemui sitri dan anak di Kalimantan.

Dia baru dua bulan berada di Kota Ende. Namun AD malah meninggal dunia sebelum sempat bertemu anak dan istrinya.

Kota Ende adalah ibu kota Kabupaten Ende, yang terletak di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kota ini menjadi pusat pemerintahan, ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan di wilayah tengah Pulau Flores.

Antonius Kapo, paman korban AD menjelaskan, AD sudah membeli tiket kapal laut untuk kembali ke Kalimantan dalam waktu dekat.

"Rencananya dia mau kembali ke Kalimantan tanggal 5 November ini, menyusul istri dan dua anaknya di sana," ungkap Antonius ditemui di rumah duka di belakang Kampus I Uniflor Ende, Kamis (30/10/2025) malam dikutip dari Pos-Kupang.com.  

Menurut Antonius, AD memiliki tiga orang anak, dua di antaranya tinggal di Kalimantan, sementara seorang anak lagi tinggal di Ende.

AD dikatakan Antonius berprofesi sebagai tukang ojek selama tinggal di Ende. "Anaknya tiga orang. Selama di sini korban ojek," ungkap Antonius.

Awal Mula Penganiayaan

Korban AD dilaporkan meninggal dunia, Kamis (30/10/2025) sore sekira pukul 16.00 Wita.

Informasi yang dihimpun Tribun, awalnya korban dan pelaku oknum polisi OSC sama-sama mengikuti sebuah acara di Jalan Sam Ratulangi, Woloweku, Kelurahan Rewarangga Selatan, Kecamatan Ende Timur, Rabu (29/10/2025) malam.

Karena dalam pengaruh miras, keduanya sempat terlibat adu mulut hingga terjadi penganiayaan oleh OSC.

Akibat penganiayaan itu AD korban meninggal dunia.

"Kejadian ini awal mulanya kami juga tidak tahu pasti, kami dengar berita dari orang-orang omong saja, awalnya mereka minum di acara permandian di Woloweku, tapi kejadian selanjutnya saya sebagai om kandungnya kurang begitu tahu lagi," ungkap Antonius, paman korban.

Korban sempat dilarikan ke RSUD Ende guna mendapat perawatan.

Namun korban dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (30/10/2025).

Oknum Polisi Ditangkap

Sementara itu pelaku, OCS sudah diamankan di sel tahanan Mapolres Ende, Kamis (30/10/2025) malam.

"Itu penganiayaan dan korban sempat dirawat di RSUD, kemudian meninggal tadi sore di RSUD. Besok pagi kita press release ya," kata Kapolres Joni Mahardika.

Kapolres mengatakan pihaknya akan melakukan pendalaman guna mencari tahu keterlibatan pelaku lain dalam kasus tersebut.

"Hasil sementara hanya oknum anggota ini dan yang bersangkutan sudah ditahan, namun tetap akan didalami lagi jika ada pelaku lain yang terlibat," tambah AKBP Joni Mahardika.

Lurah Belum Dapat Laporan

Lurah Rewarangga Selatan, Kecamatan Ende Timur, Kabupaten Ende, Nani Toro mengaku belum mengetahui kasus dugaan penganiayaan berat yang menewaskan AD yang terjadi di wilayahnya, Rabu (29/10/2025) malam. 

Nani Toro mengaku, dirinya baru mengetahui kejadian tersebut setelah membaca pemberitaan di media massa. 

"Minta maaf, kalau berkaitan dengan kejadian itu sampai dengan malam ini saya baru tahu, saya baca di link berita yang baru keluar ini, saya tidak tahu kejadiannya itu apa," ungkap Nani Toro yang sedang mengikuti Festival Pangan Lokal di Lapangan Perse, Kamis (30/10/2025) malam.

Ia juga mengaku tidak mengetahui adanya informasi penyerangan yang dilakukan oleh keluarga korban ke rumah pelaku penganiayaan yang merupakan oknum anggota Polres Ende di Kelurahan Rewarangga Selatan. 

"Aslinya saya tidak tahu ini kejadian, saya juga tidak dapat informasi dari RT setempat, saya baru tahu kejadian ini saat saya di lapangan Pancasila malam ini, jadi saya belum bisa kasih keterangan. Intinya saya tidak tahu masalah ini, nama korbannya juga saya tidak tahu," tandas dia. 

Ia juga enggan memberikan imbauan Kamtibmas kepada warganya pasca kejadian itu dengan alasan tidak mengetahui kejadian tersebut. 

"Kalau saya tahu kejadiannya dari siang otomatis saya imbau, tapi sampai saat ini saya belum tahu, setidaknya dari RT setempat menyampaikan ke saya, saya tidak tahu ini, saya mau sampaikan bagaimana," kata Nani Toro. (*)

Berita Selanjutnya Wakil Bupati Pidie Jaya Dilaporkan ke Polisi meski Sudah Minta Maaf, Tinju Kepala SPPG

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved