Lanniari Syok Tahu Putrinya Tewas Tragis di Kamboja, Cita-cita Nazwa Kandas

Tak pernah terbayang oleh Lanniari Hasibuan (53) jika harus terima kenyataan pahit, putrinya, Nazwa Aliya (19), tewas di negara orang yakni Kamboja.

TRIBUN-MEDAN.COM/DOKUMENTASI KELUARGA
TEWAS DI KAMBOJA- Kondisi Nazwa Aliya (19) warga Jalan Bejo, Gang Sejahtera, Dusun XVl, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deli Serdang saat kritis di Kamboja. Tak pernah terbayang oleh Lanniari Hasibuan (53) jika harus menerima kenyataan pahit, putri sulungnya, Nazwa Aliya, tewas di negara orang yakni Kamboja. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Medan - Tak pernah terbayang oleh Lanniari Hasibuan (53) jika harus menerima kenyataan pahit, putri sulungnya, Nazwa Aliya (19), tewas di negara orang yakni Kamboja.

Raut wajahnya tampak tegang, matanya sayu dan berkaca-kaca. Sesekali ia terdiam lama, seperti kehilangan arah, sebelum akhirnya air mata jatuh di pipinya.

Warga Jalan Bejo, Gang Sejahtera, Dusun XVl, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut) itu hanya bisa pasrah mengetahui putrinya sudah pergi untuk selama-lamanya. Lulusan SMK Telkom 2 Medan ini tewas secara tragis di Kamboja. 

Nazwa dari dulu memiliki cita-cita untuk bekerja di luar negeri setelah menamatkan sekolah. Satu di antara negara yang ingin dikunjungi Nazwa adalah Kamboja.

Namun, keinginannya tersebut ditolak oleh sang ibu, Lanniari Hasibuan, karena menilai Kamboja termasuk zona merah atau berbahaya untuk didatangi.

“Awalnya anak saya minta izin untuk ikut study tour, tapi saya tolak. Lalu, ia minta izin untuk interview di salah satu bank, dan itu saya izinkan,” ujar Lanniari dikutip dari Tribun-Medan.com, Jumat (15/8/2025).

Nazwa pun mengikuti interview di satu kantor cabang bank di Kota Medan selama dua hari.

Pada Selasa (27/5/2025), Lanniari masih sempat berkomunikasi dengan putrinya.

Malam harinya, Nazwa kembali meminta izin untuk mengikuti interview kedua.

Tanpa sepengetahuan ibunya, ia sebenarnya sedang merencanakan perjalanan ke Kamboja.

“Pada 28 Mei sekitar pukul 05.00 WIB, Nazwa sudah berangkat dari rumah. Saya sempat bangun, tapi karena lelah dan mengantuk, saya tidak terlalu memperhatikan,” tutur Lanniari.

Keesokan paginya, Lanniari menerima pesan WhatsApp dari Nazwa yang mengatakan telah meninggalkan kunci rumah di jendela.

Hingga siang hari, tak ada kabar lagi dari putrinya, membuat Lanniari panik dan berusaha menghubunginya.

“Sekitar jam satu siang saya telepon, tapi dia bilang jangan menelepon, cukup SMS saja,” kata Lanniari.

Pada 29 Agustus 2025 sekitar pukul 18.00 WIB, Lanniari akhirnya mendapat kabar bahwa Nazwa sudah berada di Bangkok, Thailand.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Tags
tewas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved