Boko Haram - Serang Basis Tentara, Peluru Nyasar ke Tubuh Bocah 5 Tahun, Ini Korban Lainnya!
Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun telah dikonfirmasi tewas dalam serangan Boko Haram di Magumeri, Borno, Nigeria.
Penulis: Rika Apriyanti | Editor: Rika Apriyanti
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID -- Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun telah dikonfirmasi tewas dalam serangan Boko Haram di Magumeri, Borno, Nigeria.
Dilansir dari Premium Times, peristiwa ini terjadi pada Sabtu (25/11/2017).
Daerah yang diserang merupakan basis tentara.
Dalam kejadian tersebut 3 tentara tewas dan enam lainnya terluka.
Wakil Malam-Tawu, sekretaris pemerintah daerah Magumeri mengatakan kalau anak tersebut terbunuh karena peluru yang nyasar.
Tidak hanya anak tersebut yang menjadi korban, dua wanita dan seorang remaja juga mengalami luka tembak saat serangan tersebut.
Baca: Mobil Terobos Jalur Busway, Ini Klarifikasi Dewi Perssik Soal Nabrak Orang dan Gerbang Portal
Baca: (VIDEO) Kuliner di Lampung - Cobain Uniknya Bakso Beranak Caesar di Warung Mie Ayam dan Bakso 60
"Orang-orang telah kembali ke rumah mereka dan tidur di Magumeri sementara yang lainnya kembali di pagi hari. Itu hanya satu anak berusia sekitar 5 tahun yang terbunuh dan tiga orang lainnya terluka oleh peluru liar," kata Malam-Tawu.
"Peluncur roket juga menabrak salah satu klinik kesehatan kita, termasuk sebuah masjid dan beberapa toko di sepanjang jalan utama," tambahnya
"Pagi ini saya mengunjungi Magumeri, kota ini sangat tenang, kami juga berkunjung ke rumah duka sang anak," ujar Malam-Tawu pada Minggu (26/11/2017).
Dia juga meninjau bangunan yang rusak akibat serangan tersebut.
Malam-Tawu juga meluruskan sebuah informasi tidak benar yang menyatakan kota tersebut telah diambil alih Boko Haram.
Baca: Abraham Samad: KPK Tidak Sembrono dalam Penetapan Tersangka Setya Novanto
Baca: Dua Tower Berdiri di Atas Ruko, Warga Panjang Utara Khawatir Roboh Timpa Rumah
Hal itu tidak benar, kota dalam keadaan normal.
Meski serangan Boko Haram berkurang beberapa tahun terakhir, namun mereka tetap beraksi terutama pada sasaran empuk.
Pemberontakan tersebut telah menyebabkan sekitar 100.000 kematian sejak 2009.
(Tribunnews/ Rika Apriyanti)