Komunitas Hobi Kayu Ubah Limbah Jadi Furnitur Cantik
Meski begitu, bukan berarti para anggotanya adalah orang-orang yang ahli di bidang perkayuan.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Daniel Tri Hardanto
Laporan Reporter Tribun Lampung Bayu Saputra
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Kayu sudah sejak lama memiliki nilai ekonomi tinggi. Berlandaskan hal tersebut, Komunitas Hobi Kayu (HK) Chapter Lampung hadir di Bumi Ruwai Jurai pada Oktober 2017 lalu.
Seperti namanya, anggota komunitas ini merupakan orang-orang yang memiliki hobi berkreasi dengan kayu. Saat kumpul, mereka akan membicarakan soal furnitur apa yang bisa dibuat dari kayu, cara finishing, atau pengalaman terkait bisnis furnitur yang digeluti.
Meski begitu, bukan berarti para anggotanya adalah orang-orang yang ahli di bidang perkayuan. Profesi anggota komunitas ini sangat beragam. Mulai dari pegawai negeri sipil, mahasiswa, wiraswasta, hingga profesional bidang kayu (wood working).
Baca: Tiga Bandar Narkoba yang Diciduk Berbeda Jaringan
Baca: Angkutan Barang via Bakauheni Turun, Ternyata Ini Penyebabnya
"Kita membentuk HK Lampung ini karena memiliki kesamaan hobi yakni suka membuat produk kerajinan berbahan dasar kayu," kata Wakil Ketua Hobi Kayu (HK) Chapter Lampung Felix Richard Manuel Pandiangan, Senin (5/2/2018).
Saat membuat satu produk kerajinan, materialnya bukanlah kayu yang dibeli khusus. Mereka mengumpulkan limbah-limbah kayu dari pabrik yang sudah tidak terpakai.
"Misalnya ada mobil di gudang pabrik yang membawa peralatan pecah belah, nah itu biasanya ada kayu bekasnya (palet)," kata Felix.
Kayu palet ini biasanya digunakan untuk menjaga barang agar tidak rusak. Kayu ini kemudian diolah menjadi furnitur-furnitur menarik. Seperti kotak tempat handphone, kursi duduk, rak buku, dan lainnya.
Sebelum membuat produk furnitur ini, mereka akan berkomunikasi melalui grup WhatsApp dan menentukan lokasi kumpul. "Biasanya kita kopi darat dari rumah ke rumah anggota HK Lampung setiap minggu. Kita juga membuat kegiatan pelatihan bareng dengan sponsor yang berkaitan dengan furnitur," kata Felix.
Seperti tahun lalu, mereka menggelar pelatihan finishing bagi seluruh member yang berjumlah 70 orang. Saat pelatihan membuat furnitur itu, antar anggota akan saling tukar ilmu dan pengalaman. (*)