Disiksa dan Dipenjara Saat Kalah, Begini Nasib Pemain Timnas Irak di Era Saddam Hussein
Uday ingin mencontohkan kepada para pemain sepakbola itu apa yang ia lakukan terhadap para tahanan politik.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID – Di Irak, sepakbola di bawah rezim Saddam Hussein adalah urusan hidup dan mati—dalam arti yang sebenarnya.
Uday Hussein, putra tertua Saddam, bertanggung jawab penuh atas tim nasional Irak pada periode 1984 hingga awal 2000-an.
Di bawah pengawasannya, tim nasional Irak memperoleh pengakuan internasional.
Sayangnya, di bawah orang yang sama, penyiksaan terhadap pemain sepakbola dan kebrutalan mencapai puncak kesedihan yang tak terperi.
Para pemain dipukuli dan dihadapkan pada hari-hari penyiksaan yang kejam.
Baca: Daftar 14 Proyek Rp 264 Triliun yang Dicoret Jokowi
Mereka juga hidup dalam ketakutan bahwa Uday akan menyuruh seluruh tim sepakbola Irak untuk dieksekusi jika mereka kalah.
Beberapa mantan pesepakbola Irak belum lama ini blak-blakan soal apa yang pernah mereka alami ketika memperkuat tim nasional Irak.
Disiksa Saat Kalah
Mantan pesepakbola Irak Shara Haydar mengenang insiden setelah timnya kalah dalam sebuah pertandingan melawan Yordania. Saat itu ia dan dua temannya diseret melewati sebuah trotoar jalan.
“(Orang-orangnya Uday) menanggalkan baju kami, mengikat kaki kami, lalu menarik lutut kami di sebuah bar. Kami lalu diseret melewati trotoar dan beton, kulit punggung kami terkelupas … menarik kami melewati pasir sehingga pasir-pasir itu menempel di punggung kami. Mereka lalu menyuruh kami melompat ke sebuah tong sampah, ingin agar luka kami terinfeksi,” kenang Haydar.
Baca: Jadi Bahan Eksperimen, Kisah Kembar Siam Ini Sangat Memilukan
Penyiksaan tak berhenti di situ. Haydar dikurung dalam penjara dan dicambuk setiap hari. Uday ingin mencontohkan kepada para pemain sepakbola itu apa yang ia lakukan terhadap para tahanan politik.
Pemain Punya Tiga ”Rumah”
Bagaimanapun juga, para pemain sudah terbiasa dengan praktik-praktik yang dilakukan Uday.