Cap "Pengamanan" Truk Dihapus Polisi, Sopir Ungkap Ulah Preman Berkedok Jasa Keamanan
Polisi lalu lintas Polres Mesuji mengadakan razia cap jasa keamanan yang menempel di badan angkutan barang.
Penulis: Endra Zulkarnain | Editor: Yoso Muliawan
LAPORAN REPORTER TRIBUN LAMPUNG ENDRA ZULKARNAIN
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, MESUJI - Polisi lalu lintas Polres Mesuji mengadakan razia cap jasa keamanan yang menempel di badan angkutan barang, Kamis (10/5/2018).
Dalam razia di jalan lintas timur Sumatera itu, polantas menghapus cap "pengamanan" dengan menyemprot menggunakan cat semprot.
"Kami hapus semua cap-cap yang menempel di badan truk," ujar Kasat Lantas Polres Mesuji Ajun Komisaris Fadil A Rohim.
Polisi meminta para sopir angkutan barang tidak takut terhadap sekelompok orang atau preman yang mengklaim bisa mengamankan perjalanan.
"Kami mengimbau para sopir jangan takut kalau ada preman marah. Silakan lapor," tegas Fadil yang ikut turun dalam razia.
Dalam razia di jalintim tersebut, mayoritas cap jasa keamanan menempel di badan truk ekspedisi.
Listiono, sopir truk, mengungkapkan, jasa keamanan dikelola sejumlah orang yang mengklaim bisa mengamankan perjalanan angkutan barang dari Pulau Jawa hingga Sumatera.
"Setiap truk dapat cap dari pengelola jasa keamanan oleh pengurusnya di rumah makan, berupa cat semprot. Lihat saja, truk saya penuh dengan cap preman," bebernya.
Menurut Listiono, dengan adanya cap di belakang atau samping bak truk, pengelola jasa keamanan menjamin keamanan selama perjalanan di wilayah kerja pengelola tersebut.
"Mereka menjamin tidak akan diganggu di tengah jalan," katanya.
Tim Speed Amankan Jalur Mudik
Polres Mesuji akan mengerahkan Tim Speed dari Unit Patroli untuk pengamanan jalur mudik di jalintim ruas Mesuji sepanjang 40 kilometer.
Tim Speed akan berpatroli secara intensif, khususnya di titik rawan kecelakaan lalu lintas dan kriminalitas.
Kasat Lantas Polres Mesuji Ajun Komisaris Fadil A Rohim menjelaskan, pihaknya telah mencatat beberapa poin penting untuk pengamanan jalur mudik Lebaran 2018.
Satu di antaranya terkait minimnya lampu jalan.
"Selain bisa memicu lakalantas terutama pada malam hari, minimnya penerangan juga bisa memicu kriminalitas," kata Fadil.
"Soal penerangan di jalur mudik harus menjadi perhatian bersama. Dari jauh-jauh hari harus ada pembenahan," sarannya.