Pengendara Mengeluh Tambal Sulam Tidak Rata: Kayak Naik Kuda Jalannya Gak Rata
Pengguna jalan, Ardi mengeluhkan jalan yang ditambal tersebut. Sebab menurut Dia, justru dapat membuat pengendara tidak nyaman.
Penulis: anung bayuardi | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Anung Bayuardi
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTABUMI - Jalan lintas tengah Sumatera Lampung Australia di Kotabumi, Lampung Utara mulai diperbaiki. Perbaikan dengan cara tambal sulam.
Pekerja melakukan perbaikan menggunakan alat berat, sejumlah pekerja terlihat sibuk melaksanakan tugasnya. Mereka sibuk menyiramkan aspal pada lubang yang ditambal. Akan tetapi masalah baru ditimbulkan, yakni tambal sulam tidak rata.
Baca: Seperti Apa Sih Kepribadian Kamu? Yuk, Cek Lewat Letak Tahi Lalat di Tubuh
Pengguna jalan, Ardi mengeluhkan jalan yang ditambal tersebut. Sebab menurut Dia, justru dapat membuat pengendara tidak nyaman. “Lewat sini kaya naik kuda jalannya gak rata,” keluhnya, Minggu (13/5).
Baca: Sukma Bulatkan Tekad Angkat Seni Budaya Lampung
Pengerjaan tambal sulam jalan lintas tersebut terlihat asal-asalan karena tambal sulamnya bertingkat-tingkat. Parahnya lagi jalan yang ditambalsulam kondisi aspal barunya jauh lebih tinggi dari jalan yang sudah ada.
Bahkan ketinggian aspal tambal sulamnya tingginya hampir sekitar 1 - 2 centimeter. Kondisi inilah yang membuat pengguna jalan mengeluh.
Dia berharap, kepada pihak terkait agar melakukan pemeliharaan jalan, dengan tidak asalan.
Warga lainnya Handoko (45) salah satu warga yang sering melintas mengatakan, sangat terganggu dengan kondisi perbaikkan jalan yang ada tersebut. Pengendara serasa melintas di jalan bebatuan.
"Tidak nyaman pak serasa melintas di jalan bebatuan bukannya jalan aspal. Karena aspal yang ditambal lebih tinggi dari aspal semula," ujarnya.
Senada dikatakan Ivan (37) warga Kotabumi mengatakan, dengan adanya perbaikkan jalan tersebut warga yang memiliki rumah ditepi jalan sangat terganggu.
Pasalnya saat mobil melintas jalan yang ditambal getaran kendaraan tonasi besar sangat terasa.
"Rumah kami ikut bergetar saat ada truk besar melintas didepan rumah ini. Karena memang tambalannya sangat tinggi," katanya.
Menurut Rudi, salah satu pekerja mengatakan pekerjaan tersebut dilakukan dalam rangka menghadapi Ramadan dan Idul Fitri. Ketika disinggung mengenai tidak meratanya tambal sulam, dirinya enggan menjawab. “Kami hanya pekerja lapangan. Silahkan tanya kepada pengawas,” ujarnya. (Ang)