Kronologi dan Surat Terakhir yang Dibaca sang Imam Sebelum Wafat

Pada rakaat tersebut, ia membacakan surat Al-Isra’ ayat 79. Ternyata, itulah surat terakhir yang dibacanya.

Penulis: hanif mustafa | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribun Lampung/Hanif Mustafa
Mu'min Shiddiq, pengurus Masjid An-Nur, menjelaskan kronologi wafatnya Ferdinal Syarif Hidayatullah. 

Laporan Reporter Tribun Lampung Hanif Mustafa

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Ferdinal Syarif Hidayatullah (56) meninggal dunia saat memimpin salat Isya di Masjid An-Nur, Jalan Purnawirawan, Kelurahan Gunung Terang, Langkapura, Bandar Lampung, Rabu, 16 Mei 2018.

Niat warga Gang Pairin, Jalan Purnawirawan, Kelurahan Gunung Terang ini menjalani salat Tarawih perdana pada awal Ramadan tahun ini pun batal terlaksana.

Mu'min Shiddiq (57), wakil ketua II pengurus Masjid An-Nur, menceritakan kronologi peristiwa itu. Dia menuturkan, ketika itu Ferdinal sedang memimpin salat di rakaat kedua.

Baca: Saat Memimpin Salat Isya, Imam Masjid An-Nur Meninggal Dunia

Pada rakaat tersebut, ia membacakan surat Al-Isra’ ayat 79. Ternyata, itulah surat terakhir yang dibacanya.

"Subhanallah, baru saya sadari, luar biasa. Arti dari surat tersebut kira-kira tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji," ungkap Mu'min saat ditemui di Masjid An-Nur, Kamis, 17 Mei 2018.

Setelah rukuk dan i'tidal, terus Mu'min, Ferdinal tiba-tiba jatuh ke lantai dengan kondisi terjengkang ke belakang.

Ketika itu, Mu'min berada di belakang sebelah kiri sang imam besar. "Kalau mengingat, ya Allah, saya itu posisi menjadi makmum di belakang kiri beliau," tutur Mu'min.

Baca: Sebelum Catut Nama Cawagub, Nelayan Ini Ditahan karena Kasus Narkoba

Sesaat kemudian, para jamaah terdiam sejenak. Mereka belum menyadari bahwa sang imam jatuh pingsan.

"Ya jadi setelah i'tidal kedua, tangan beliau ini bukannya kembali ke bawah, tapi malah ke belakang," ujarnya.

Mu'min pun langsung menyadari bahwa penyakit jantung Ferdinan kambuh. Tanpa berpikir panjang, ia pun membatalkan salatnya.

"Saya batalkan salat saya dan menadah kepalanya, sembari berupaya mengangkat badannya. Tapi, ternyata tidak kuat. Bahkan, napasnya mulai terengah-engah," sebutnya.

Begitu tahu Ferdinal sudah terengah-engah dan sesak napas, Mu'min pun berinisiatif mengucapkan lafal zikir.

Baca: Modus Pura-pura Salat, Komplotan Ini Malah Sikat Motor

"Saya langsung bisikkan La ilaha illallah muhammadur rasulullah. Tapi, mulai terdengar suara seperti mendengkur keras. Akhirnya makmum sebelah kiri saya langsung ikut membatalkan salat. Sedangkan lainnya menunggu," tambah Mu’min.

Pada akhirnya, lanjut Mu'min, salat pun dibatalkan dan harus diulang.

"Akhirnya, kami panggil mobil ambulans dan membawanya ke RS DKT. Tapi, saat dibawa itu, kata empat orang yang mengangkat beliau sudah tak bernapas lagi," jelas Mu’min. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved