Tribun Lampung Selatan
Aktivitas Letusan Gunung Anak Krakatau Justru Kurangi Potensi Dampak Lebih Besar
Rudi menjelaskan, dampak letusan besar Gunung Krakatau terjadi 400 tahun lalu yang mana tidak beraktivitas selama 200 tahun.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Daniel Tri Hardanto
Laporan Reporter Tribun Lampung Hanif Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Aktivitas kegempaan Gunung Anak Krakatau hingga terjadi letusan sebanyak 407 kali tidak perlu dikhawatirkan.
Warga hanya diminta untuk tetap waspada.
Kasi Data dan Informasi BMKG Lampung Rudi Harianto menuturkan, aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Lampung Selatan itu malah mengurangi potensi dampak yang besar.
"Penjelasan dari PVMBG dengan letusan yang terus-menerus malah mengurangi potensi terjadi potensi dampak yang terjadi lebih besar," ungkapnya, Minggu, 7 Oktober 2018.
Rudi menjelaskan, dampak letusan besar Gunung Krakatau terjadi 400 tahun lalu yang mana tidak beraktivitas selama 200 tahun.
Namun, setelah tertahan selama 200 tahun, itulah terjadi sebuah ledakan besar yang berimbas besar hingga terjadi tsunami.
"Tapi adanya letusan tiap hari dengan larva yang dikeluarkan itu energi yang dikeluarkan itu kalau dari dampaknya tidak berpotensi bencana," sebutnya.
Rudi pun mengimbau masyarakat, khususnya yang berdekatan dengan Gunung Anak Krakatau, tidak khawatir.
Baca: Jumlah Letusan Gunung Anak Krakatau Meningkat 422 Kali, Status Masih Level II Waspada
"Tidak perlu khawatir. Tapi, tetap waspada terhadap potensi bencana yang timbul," tandasnya.
Melalui rilis BMKG, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau menetapkan GAK dalam status waspada, sehingga tidak memperbolehkan warga mendekati hingga radius 2 kilometer.
Dalam laporan Staf Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau Jumono menjelaskan bahwa pada 6 Oktober 2018 pukul 00.00-24.00 WIB menunjukkan visual gunung kabut 0-III asap kawah tidak teramati.
Sedangkan dari CCTV sinar api dan lontaran lava pijar, terdengar suara dentuman dan getaran kaca yang dirasakan lemah-kuat di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau.
Dari data yang tercatat, kegempaan letusan sebanyak 407 kali, dengan amplitudo 30-50 mm, dan durasi 37-300 detik.
Kabid Kesiapsiagaan BPBD Kota Bandar Lampung M Rizki memberitahukan kepada masyarakat, khususnya warga Bandar Lampung yang tinggal di sepanjang pesisir pantai, untuk tidak mudah terhasut dan percaya dengan kabar yang belum pastinya.
Baca: Terus Menggeliat, Gunung Anak Krakatau Meletus 407 Kali