300 UKM di Lampung Selatan Rugi Rp 6,7 Miliar Imbas Tsunami
Banyak pelaku UKM di kedua desa ini tidak hanya kehilangan usahanya, tetapi juga kehilangan rumah mereka.
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: martin tobing
Laporan Wartawan Tribun Lampung Dedi Sutomo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA - Tsunami Selat Sunda yang terjadi pada 22 Desember 2018 lalu, tidak hanya membuat hancurnya rumah warga di kawasan pesisir Kecamatan Rajabasa dan Kalianda.
Bencana itu juga berimbas kepada kegiatan usaha kecil dan menegah (UKM) wilayah pesisir.
Data Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lampung Selatan, ada 300 unit kegiatan UKM warga terimbas tsunami.
Total usaha itu dari lima desa di Kecamatan Kalianda dan tujuh desa di Kecamatan Rajabasa.
• Pemkab Lamsel Tunggu 57 KK Warga Pesisir Kalianda Pindah ke Huntara
Plt Kepala Koperasi dan UKM Kabupaten Lampung Selatan Noviar Akhmal mengatakan, kondisi terparah terjadi di Desa Kunjir dan Way Muli.
Banyak pelaku UKM di kedua desa ini tidak hanya kehilangan usahanya, tetapi juga kehilangan rumah mereka.
"Total nilai kerugian pada 300 unit kegiatan UKM ini mencapai Rp 6,7 miliar".
"Ada yang warungnya tersapu tsunami, ada juga yang gerobaknya tersapu tsunami," ujarnya kepada Tribun, kamis (10/1/2019).
• Kisah Relawan Pengawal Ambulans Diludahi, Dibentak, dan Hampir Ditabrak
Jenis usaha yang terkena dampak diantaranya, kegiatan usaha kuliner, warung kelontongan kecil, bengkel dan pedagang olahan ikan.
Merujuk kondisi itu Dinas Koperasi dan UKM sedang melakukan finalisasi pendataan.
"Kita akan upayakan adanya program bantuan ke pusat bagi warga yang kegiatan UKM-nya terdampak tsunami ini".
"Harapannya mereka dapat kembali memulai kehidupan dan usahanya," terang Noviar.
Irhami, salah satu pelaku usaha kuliner di PPI Bom Kalianda mengatakan, banyak gerobak pedagang dan warung kuliner rusak diterjang gelombang tsunami.
• 67 Pengungsi Tsunami Asal Pulau Sebesi Dipindah ke Wisma Atlet Kalianda
Pasca kejadian itu, kondisi keuangan para pedagang terbatas untuk melanjutkan usaha.
"Masih ada juga pedagang yang trauma dan mungkin berpengaruh pada semangat mereka untuk memulai kehidupan dan usaha kembali".
"Selain bantuan permodalan, kami juga berharap pemda mendorong melalui kegiatan promosi pada sentra UKM," ujarnya.
Menurut Irhami, pasca tsunami, masyarakat masih khawatir datang ke PPI Bom. Imbasnya, usaha kuliner di PPI sepi konsumen. (*)