Jumlah Korban Meninggal Dunia Akibat DBD di Pringsewu Bertambah
Korban meninggal karena demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, bertambah
Penulis: Robertus Didik Budiawan Cahyono | Editor: wakos reza gautama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Korban meninggal karena demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, bertambah.
Sebelumnya korban meninggal dunia akibat DBD di Pringsewu hanya dua orang.
Kini korban DBD di Pringsewu bertambah menjadi tiga orang di 2019 ini.
• Dugaan Pelanggaran Administratif, Dua Caleg Mangkir Panggilan Bawaslu Kota Bandar Lampung
Kepala Dinas Kesehatan Pringsewu Purhadi membenarkan terkait adanya penambahan korban tewas DBD.
Purhadi mengungkapkan, berdasar hasil resume kematian kasus DBD, korban atas nama Sam Arifin (25) warga Kelurahan Pringsewu Barat.
"Pasien meninggal pada 18 Februari 2019 kemarin," ujar Purhadi, Selasa (19/2/2019).
Dia menceritakan, berdasar kronologi medis, pasien mengeluh pusing, demam dan menggigil sepulang kerja, Rabu (13/2/2019).
Purhadi menambahkan, keesokan harinya, Kamis (14/2/2019) pasien dibawa ke Puskesmas Pringsewu untuk pemeriksaan.
Kemudian, oleh tenaga kesehatan puskesmas diberi obat dan diedukasi supaya ke puskesmas kembali bila tidak ada perubahan selama tiga hari.
Satu hari kemudian, Jumat (15/2/2019) kondisi pasien semakin memburuk. Bahkan tidak mau makan.
"Sabtu (15/2/2019) kembali dibawa ke Puskesmas Pringsewu dan dicek laboratorium dengan hasil trombosit 136.000," katanya.
Kondisi trombosit Sam Arifin turun drastis setelah dicek laboratorium kembali, Minggu (17/2/2019).
Trombositnya hanya sebesar 56.000, sehingga pada pukul 17.00 WIB pasien dirujuk ke RS Wismarini.
"Hasil tes laboratorium di Wismarini, pada 18 Februari 2019 trombosit turun menjadi 27.000 hematokrit 29,8 persen. Pasien juga mengeluh sesak nafas dan pada pukul 12.30 WIB pasien meninggal dunia," kata Purhadi.
• Dokter Asal Lampung Selatan Gagas Gerakan Sedekah Lewat Gerobak Sedekah
Atas kejadian tersebut, pihaknya langsung melakukan penyelidikan epidemologi.
Dia mengatakan, berdasar hasil penyelidikan epidemologi tidak ada kasus DBD lain di sekitar tempat tinggal pasien.
"Tindakan yang dilakukan, lantas penyuluhan untuk PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk), pembagian Abate dan fogging Focus," katanya.