Tribun Tulangbawang
Dengan Dalih Donasi Korban Banjir, Oknum Warga Pungli Sopir di Jalinsum Menggala
Beberapa oknum warga meminta uang kepada pengendara yang melintas di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Kampung Bugis.
Penulis: Endra Zulkarnain | Editor: Daniel Tri Hardanto
Dengan Dalih Donasi Korban Banjir, Oknum Warga Pungli Sopir di Jalinsum Menggala
Laporan Reporter Tribun Lampung Endra Zulkarnaen
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, MENGGALA - Musibah banjir yang terjadi di Kampung Bugis, Kelurahan Menggala Kota, Kecamatan Menggala, Tulangbawang dimanfaatkan sejumlah oknum untuk melakukan aksi pungutan liar (pungli).
Beberapa oknum warga meminta uang kepada pengendara yang melintas di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Kampung Bugis.
Dengan berbekal kardus, mereka meminta sejumlah uang dengan dalih menggalang bantuan untuk korban banjir.
• 100 Rumah di Tulangbawang Terendam Banjir, Bupati Winarti: Terpenting Selamatkan Surat Berharga
Sayangnya, beberapa oknum meminta uang dengan cara memaksa.
Jika pengendara tidak memberikan sumbangan uang, ada oknum warga yang langsung bertindak kasar.
Seperti yang dialami oleh Yanto (38), warga Menggala.
Saat hendak melintas di Jalinsum, mobil yang ditumpanginya dimintai sumbangan oleh salah satu oknum warga.
Namun, karena tidak ada persiapan dan tidak tahu adanya pengumpulan sumbangan, ia tidak memberikan bantuan.
Namun, Yanto mendapatkan umpatan kata-kata kasar dari oknum tersebut.
• Rumah Dikepung Banjir, Pensiunan Jenderal Ikut Jebol Siring
"Jangan cuma foto-foto aja, Pak. Sumbangannya yang penting," kata Yanto, menirukan ucapan oknum tersebut, Jumat, 22 Februari 2019.
Dia berharap aparat kepolisian dapat menindak para pelaku pungli yang memaksa dengan modus untuk bantuan korban banjir.
"Pengumpulan sumbangan untuk bantuan korban banjir itu menurut saya sah-sah saja, selagi atas nama sukarela. Tapi kalau sudah memaksa, berarti sudah masuk tindak pidana. Bisa jadi ini bukan hanya terjadi kepada saya. Saya saja orang Menggala dibegitukan mereka. Bagaimana masyarakat dari luar daerah," ucapnya.
Terpisah, Sapri (42), sopir truk tujuan Jakarta, mengaku dipaksa menyumbang saat melintas di Jalinsum Bugis.
"Kardus bantuan itu disodorkan ke dalam mobil saya, yang kebetulan kacanya terbuka. Lalu ada orang yang berteriak seperti berkata, 'Kasih woy. Kasih bantuan banjir. Jangan pelit,'," ucap Sapri. (*)