Tribun Lampung Selatan
Tak Kunjung Dapat Bantuan, Ini Curahan Hati Nelayan Pesisir Lampung Selatan Pasca Tsunami
Dua bulan pasca tsunami Selat Sunda, hingga kini aktivitas nelayan di kawasan pesisir kabupaten Lampung Selatan belum menggeliat
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: wakos reza gautama
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID,KALIANDA - Dua bulan pasca tsunami Selat Sunda 22 Desember 2018, hingga kini aktivitas nelayan di kawasan pesisir kabupaten Lampung Selatan belum menggeliat.
Para nelayan pesisir Lampung Selatan belum bisa kembali melaut.
Ini dikarenakan alat tangkap nelayan pesisir Lampung Selatan hancur diterjang tsunami.
Sementara sampai saat ini bantuan dari pemerintah terhadap para nelayan Pesisir Lampung Selatan belum ada kepastian.
"Sampai saat ini belum ada informasi lanjut dari pemerintah pusat terkait usulan bantuan yang kami ajukan untuk para nelayan," kata kepala Dinas Perikanan kabupaten Lampung Selatan, Meizar Melanesia kepada Tribun Lampung, Sabtu (23/2/2019).
• Daftar Menu Kopi serta Harga di Kedai Kopi Kulo dan The Gade Coffee & Gold
Menurut Meizar Melanesia, rencananya sesuai musrenbang pihaknya akan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan menanyakan usulan program bantuan bagi nelayan pesisir Lampung Selatan yang terdampak tsunami.
"Setelah musrenbang rencananya kami akan menanyakan usulkan program bantuan yang telah diajukan," ujar Meizar.
Dinas Perikanan Lampung Selatan, kata dia, berharap program bantuan untuk para nelayan yang terdampak tsunami selat Sunda dapat segera turun.
Sehingga para nelayan di kawasan pesisir Lampung Selatan yang terkena dampak tsunami bisa kembali melaut.
"Kami sama dengan para nelayan. Berharap program bantuan alat tangkap bisa secepatnya turun. Dan nelayan bisa kembali melaut," terang Meizar
Subandi, nelayan Desa Way Muli Induk, Lampung Selatan, mengatakan, tidak ada yang bisa dilakukannya saat ini untuk memulai aktivitas melaut.
• Pantauan ATCS, Malam Hari Pelanggaran Lalu Lintas Terbanyak di Tugu Adipura
Pasalnya perahu dan alat tangkap miliknya habis dihantam gelombang tsunami. B
egitu juga dengan rumah miliknya di pinggir pantai yang juga habis diterjang tsunami pada 22 Desember 2018 lalu.
"Sebenarnya kami sudah ingin melaut. Tetapi kan alat tangkap kita hancur diterjang tsunami," kata dia.
Subandi mengatakan dengan kondisi saat ini banyak nelayan kebingunan untuk bisa memulai kembali kehidupan ekonominya.