Tribun Lampung Tengah
Guru Bela Diri di Lampung Tengah Cabuli Anak di Bawah Umur Sampai Alami Pendarahan Hebat & Diopname
Seorang guru beladiri di Kampung Cabang, Kacamatan Seputih Surabaya, Lampung Tengah diduga melakukan kekerasan seksual kepada anak di bawah umur.
Penulis: syamsiralam | Editor: Teguh Prasetyo
Laporan Reporter Tribun Lampung Syamsir Alam
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, SEPUTIH SURABAYA - Seorang guru beladiri di Kampung Cabang, Kacamatan Seputih Surabaya, Lampung Tengah diduga melakukan kekerasan seksual kepada anak di bawah umur yang merupakan muridnya berinsial DR (12).
Atas kejadian itu, korban mengalami pendarahan hebat.
Ibu korban DR, Nur (48), warga Kecamatan Seputih Surabaya, Senin 8 April 2019 mengungkapkan kronologis kejadian yang menimpa putri bungsunya itu.
Menurutnya, dugaan kekerasan seksual yang menimpa anaknya terjadi pada 1 April 2019 lalu.
Saat itu, ia bersama dengan sang anak pergi ke Kampung Sidodadi.
Ketika itu datang AR (30), terduga pelaku kekerasan seksual terhadap anaknya.
AR sendiri merupakan masih kerabat korban.
Sekitar pukul 21.30 WIB, terduga pelaku mengajak DR ke rumahnya dengan alasan akan latihan beladiri.
• 7 Siswi SD Diduga Jadi Korban Pencabulan Oknum Guru Olahraga di Muaraenim
Ibu korban tidak menaruh curiga apapun, lantaran selama ini memang korban dekat dengan terduga pelaku.
"Tidak selang berapa lama datang kerabat saya yang lain bilang kalau anak saya (DR) dibawa ke seorang mantri di Kampung Sumber Agung, dengan alasan yang belum diketahui," terang Nur ditemani LPA Lampung Tengah.
Setelah itu, datang saksi yang sama memberi tahu jika anaknya mendapatkan pendarahan dan Mantri tersebut tak bisa menangani pendarahan sang anak, sehingga harus dipindahkan ke dokter kampung lainnya.
Pada tengah malam, kemudian saksi, pelaku, dan korban dibawa pulang ke rumah ibunya di Kampung Cabang.
Saat itu, pelaku mendekati saya dan bilang kalau DR terjatuh dari kamar mandi dan daerah vitalnya terkena ujung keramik sehingga terjadi pendarahan.
"Pelaku malam itu sempat menenangkan saya, dia bilang saya tanggung jawab mbak, tenang saja," kata Nur sambil menirukan ucapan AR dan dia saat itu belum mengerti kenapa terduga pelaku mengucapkan itu.
Karena kondisi DR yang merupakan siswa kelas VI SD masih mengalami pendarahan, kemudian pada tanggal 2 April korban dirujuk ke Rumah Sakit Mardi Waluyo, Metro.
Di Rumah Sakit Mardi Waluyo, DR diopname selama dua hari.
• Ayah Cabuli Anak Tiri, Ini Jumlah Kasus Pencabulan Anak di Lampung Utara
Korban DR, pada 3 April saat didampingi Lembaga Perlindungan Anak (LPA) mengatakan, jika ia pada malam kejadian dirudapaksa oleh pelaku AR di kamar rumah terduga pelaku.
"Ia digituin (disetubuhi). Saya diminta buka baju, lalu saya ditidurin," terang DR sambil terus menerus menundukkan kepalanya.
Ketua LPA Lamteng Eko Yuono menjelaskan, kondisi DR saat ini masih tertekan dan ketakutan.
Saat ini LPA masih terus melakukan pendampingan kepada DR, apalagi saat ini ia masih akan menghadapi ujian sekolah.
"Kami (LPA) hanya mengimbau kepada para orangtua supaya jangan percaya menitipkan anaknya kepada saudara sekalipun. Karena selama ini pelaku kejahatan seksual anak adalah orang terdekat sendiri," jelasnya.
Sampai saat ini, lanjut Eko, kasus pelecehan seksual yang melibatkan anak sekitar 85 persen kasusnya adalah kerabat terdekat sendiri.
Kepala Polsek Seputih Surabaya, Inspektur Satu (Iptu) Des Herison menjelaskan, saat ini pelaku masih dilakukan pengejaran karena posisinya masih belum diketahui.
"Kita belum tahu posisi pelaku masih di mana. Karena berdasarkan keterangan anggota kita di lapangan, dia sudah melarikan diri," terang Iptu Des Herison.
• 10 Anak Jadi Korban Pencabulan, Dinas Sosial Pringsewu Ambil Langkah Ini
(tribunlampung.co.id/syamsir alam)