Cerita Jaksa KPK Berputar-putar 1 Jam di Udara, Pesawat Gagal Mendarat di Bandara Radin Inten
Cerita Jaksa KPK Berputar-putar 1 Jam di Udara, Pesawat Gagal Mendarat di Bandara Radin Inten
Cerita Jaksa KPK Berputar-putar 1 Jam di Udara, Pesawat Gagal Mendarat di Bandara Radin Inten
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, NATAR - Tertundanya pendaratan tiga pesawat di Bandara Radin Inten II menyisakan cerita tersendiri bagi penumpang.
Salah satunya Jaksa KPK yang akan menghadiri sidang pembacaan dakwaan terhadap terdakwa penyuap Bupati Nonaktif Mesuji Khamami.
Seperti diekathuoi, tiga penerbangan menuju Bandara Radin Inten II-Lampung dari Bandara Soekarno Hatta-Tangerang, terpaksa harus putar balik atau return to base (RTB), Senin (8/4).
Kondisi itu terjadi akibat kabut tebal di atas Bandara Radin Inten II Lampung Selatan.
Kejadian pesawat putar balik tersebut terjadi pada penerbangan maskapai Garuda pukul 06.00 WIB dan 07.00 WIB serta Sriwijaya 07.25 WIB.
Humas Bandara Radin Inten II Lampung Selatan Wahyu Ariasakti mengatakan, kondisi pesawat putar balik akibat cuaca memang kerap terjadi di bandara.
Jika terjadi kabut tebal, sudah hampir dipastikan tidak ada pesawat yang bisa mendarat di Bandara Radin Inten II.
• KPK Limpahkan Berkas Perkara Suap Mesuji ke PN Tipikor Tanjungkarang
• Ramalan Zodiak Hari Rabu 10 April 2019, Keuangan Aries Tak Memadai, Karier Taurus dalam Tekanan
• Gara-gara Minum Pil KB selama 7 Tahun, Wanita Ini Stroke hingga Tangannya Jadi seperti Ekor Kucing
“Kondisional sih. Ngga tentu. Karena weather (cuaca) kan tidak bisa diprediksi. Tetapi memang kadang terjadi kabut tebal ini,” kata Wahyu, kemarin. Kondisi kembali normal sekitar pukul 11.00 WIB.
Walaupun mengalami keterlambatan,menurut Wahyu, ketiga penerbangan tersebut mendarat di Radin Inten II dengan jeda 10 menit.
“Jadwal penerbangan yang lainnya ya normal saja. Tidak ada yang terganggu. Hanya tiga penerbangan itu saja yang mundur. Namanya cuaca, ya kami tidak bisa memrediksi,” ujarnya.
Salah satu pengaruh pesawat mengalami RTB akibat cuaca yang buruk, adalah karena belum terpasangnya instrument landing system (ILS) yang menjadi salah satu alat pembantu pendaratan pada saat kondisi cuaca berkabut.
Menanggapi hal tersebut, Wahyu membenarkan, jika ILS merupakan alat bantu pendaratan ketika cuaca buruk.
“Tapi untuk tahun ini kami belum tahu apakah sudah dianggarkan untuk pengadaannya oleh Kementerian Perhubungan. Tapi memang di sini (Radin Inten II) belum terpasang (ILS),” ucap Wahyu.
Salah satu penumpang maskapai yang mengalami return to base ini adalah Jaksa Penuntut Umum (JPU) Subari Kurniawan.