Cetak Ijazah Palsu hanya Rp 6 Juta

Disadari atau tidak, ijazah pendidikan kesarjanaan kini tak ubahnya seperti nasi: sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat.

Editor: muhammadazhim
zoom-inlihat foto Cetak Ijazah Palsu hanya Rp 6 Juta
net
Ilustrasi ijazah palsu
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Disadari atau tidak, ijazah pendidikan kesarjanaan kini tak ubahnya seperti nasi: sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Ijazah dinilai sebagai 'kartu pas' seseorang untuk mendapat pekerjaan 'kantoran' dan status sosial yang lebih baik. Karenanya, tak mengherankan jika banyak orang rela mengeluarkan uang puluhan hingga ratusan juta rupiah serta menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk kuliah dan mendapat ijazah sarjana.

Namun, dengan berbagai alasan, tak semua orang mau melakukan cara yang susah, lama, dan relatif mahal tersebut. Sederhananya, jika bisa cepat kenapa harus lama. Jika bisa murah, buat apa bayar mahal-mahal untuk jadi 'sarjana'

Keinginan orang-orang penggemar cara instan tersebut, kini dimudahkan dengan banyaknya jaringan pemalsu ijazah yang menawarkan layanannya melalui laman internet. Selembar ijazah kesarjanaan bahkan bisa didapat dengan harga Rp 6 juta saja, dan cukup dalam waktu 14 hari kerja.

Dalam penelusuran Tribun, sindikat pemalsu tersebut bahkan mengklaim mampu memalsukan ijazah keluaran perguruan tinggi negeri semisal Universitas Lampung (Unila) dan Institut Agama Islam Negeri Radin Intan II. "Di Lampung, kami bisa bantu ijazah dari Unila dan IAIN. Ijazahnya sama persis seperti yang asli," ujar pemilik laman 085736927001ku.blogspot yang mengaku bernama Syaiful saat dihubungi via telepon, Jumat (15/2). Obrolan selanjutnya, Syaiful mengajak Tribun berkomunikasi via layanan pesan singkat atau SMS (short message services). "Supaya enak, baiknya lewat SMS saja, Mas," katanya.

Ia lalu menerangkan soal tarif-tarif untuk jasanya mengeluarkan ijazah. "Untuk ijazah di atas tahun 2006, biayanya Rp 8 juta. Kalau di bawah tahun 2005, biayanya Rp 6 juta," tutur Syaiful SMS bernomor 08191303xxxx..

Ia mengatakan, dirinya tidak memberikan syarat yang sulit kepada calon konsumennya untuk membuat ijazah palsu secara cepat. Cukup kartu tanda penduduk (KTP), foto, dan contoh tandatangan. Ketiga persyaratan itu, terus Syaiful, tidak mesti asli, cukup berupa hasil scan yang dikirimkan melalui surat elektronik (email) ke akun pribadinya dengan layanan gmail.com. "Data itu, beserta nama universitas, jurusan, tahun kelulusan, serta IPK (indeks prestasi kumulatif) yang diinginkan, dikirim melalui email. Setelah data itu masuk, saya akan berikan nomor rekening bank untuk pembayaran," tuturnya.

Syaiful tidak meminta pihak yang ingin membuat ijazah palsu melunasi biayanya terlebih dahulu. Sebagai tanda jadi, konsumen hanya diminta uang downpayment (DP) sebesar 50 persen dari seluruh biaya.

Setelah melunasi DP, ia memastikan proses pembuatan ijazah bisa diselesaikan dalam waktu 14 hari kerja. Jangka waktu itu bisa diperpendek menjadi hanya tujuh hari kerja asalkan konsumen membayar dana tambahan Rp 600 ribu. "Kalau sudah selesai, kami akan menyerahkan ijazah secara langsung kepada konsumen yang tinggal di wilayah Jabodetabek. Bagi yang di luar daerah itu, penyerahan dilakukan lewat pos," tuturnya.
Resmi Terdaftar
Selain Syaiful, jasa pembuatan ijazah juga ditawarkan oleh seseorang yang mengaku bernama Ade Laksana dengan bendera PT Mitra Consultant. Ade menawarkan jasanya lewat laman ptmitraonlineijazah.com. Hebatnya, ia menjamin 'produknya' terdaftar secara resmi atau legal sehingga bisa dipakai untuk mendaftar kerja ke berbagai instansi pemerintah. "Ijazahnya resmi, karena terdaftar di kopertis/diknas, universitasnya, dan ada akreditasi dari BAN-PT. Tapi khusus di Lampung, kami hanya bisa membantu untuk ijazah dari Unila," kata Ade.

Ade menuturkan, untuk membuat ijazah resmi keluaran Unila, ia meminta konsumennya menyetor dana Rp 17 juta. Uang tersebut dibayarkan melalui rekening Bank Mandiri miliknya bernomor 900-00- 1533***-*.

Ade memastikan, usaha yang dilakukannya sejak tahun 1996 tersebut bukanlah aksi penipuan. Ia mengklaim, bekerjasama langsung dengan 'oknum' dalam universitas bersangkutan. Karena itulah, biaya pembuatan ijazah menjadi mahal.

Dalam laman ptmitraonlineijazah.com disebutkan, saat ini konsumen semakin banyak dan beragam. Mulai dari mahasiswa korban drop out (DO), hingga karyawan yang ingin melamar kerja di tempat lain karena ijazahnya masih ditahan pihak perusahaan tempatnya bekerja saat ini.

Ragukan Ada Orang Dalam
Pembantu Rektor I Bidang Akademik Universitas Lampung Prof Dr Ir Hasriadi Mat Akin menyatakan belum mengetahui adanya praktik jual beli ijazah palsu yang mencatut nama Unila. "Saya baru tahu kalau ada itu. Selama ini, kami belum mendapatkan temuan seperti itu," kata Hasriadi di ruang kerjanya, Jumat (15/2).

Meskipun begitu, Hasriadi tidak menampik kemungkinan adanya praktik jual beli ijazah palsu. Sebab dengan kemajuan teknologi informatika, pemalsuan barang apa pun saat ini mudah dilakukan. "Uang saja bisa dipalsukan. Bukan tidak mungkin ijazah Unila juga dipalsukan. Ini karena kemajuan teknologi yang disalahgunakan," ungkap Hasriadi.

Prosedur penerbitan ijazah di Unila, lanjut Hasriadi, dilakukan dengan ketat. Proses pencetakan ijazah hanya diketahui beberapa orang di biro administrasi akademik kemahasiswaan (BAAK) rektorat. "Jadi, kalau ada yang bilang pembuatan ijazah palsu melibatkan orang dalam, saya belum percaya. Saya kira itu hanya gosip untuk menjual produknya. Hanya melempar isu saja. Apa iya (pihak internal Unila) seberani itu?" jelas Hasriadi.

Apabila memang ada karyawan atau dosen Unila yang turut serta dalam praktik jual beli ijazah palsu, Hasriadi mengungkapkan, sanksi yang diberikan adalah pemecatan. Tetapi, hal itu harus dengan disertai bukti-bukti. "Kalau memang iya ada, pasti akan kami periksa. Kami akan pecat yang terlibat. Seperti ini memang harus dibongkar. Tetapi, perlu ada bukti dulu. Bisa jadi, ini hanya fitnah," tutur Hasriadi.
Dalam proses pencetakan ijazah, Hasriadi mengungkapkan, rektorat Unila merahasiakan perusahaan pelaksana pencetakan. Itu pun bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya penyimpangan. "Tempatnya (percetakan) rahasia. Tetapi, kami sudah menjamin keamanan proses pencetakannya terlebih dahulu sebelum mencetak di sana. Ke depannya, kami berencana mencetak langsung di (Perum) Peruri (Percetakan Uang Republik Indonesia)," terang Hasriadi.

Kepala BAAK Unila Harsono Sucipto mengatakan, perusahaan percetakan ijazah Unila berada di Lampung. "Ukuran tebal, lebar, dan panjang ijazah sudah ada standarnya sesuai peraturan menteri. Ijazah juga memiliki kode khusus. Tidak satu, tetapi ada beberapa. Ada tim yang bisa memeriksa kode tersebut," papar Sucipto.

Pembantu Rektor I IAIN Radin Intan Prof Dr Idham Kholid MAg menyatakan keraguan adanya keterlibatan orang dalam lembaganya pada praktik pemalsuan ijazah dengan label IAIN Radin Intan.  "Kami sangat meragukan pemalsuan bisa dilakukan. Kalau duplikasi mungkin. Tetapi, kalau memalsukan kami ragu," terang Idham.

Hal itu karena pencetakan ijazah IAIN Radin Intan sudah menggunakan blangko dari Perum Peruri. Idham menuturkan, blangko tersebut telah memiliki nomor seri tertentu yang hanya dikeluarkan Peruri.
"Pengamanannya sama seperti uang. Ada tanda-tanda khusus dalam blangko tersebut. Kami hanya mengambil blangko dari Peruri. Pencetakan dilakukan sendiri di IAIN Radin Intan. Kalau mau dipalsukan, pasti ketahuan," ucap Idham.(rez/rid)

Sumber: Idea
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved