Ini Dia Penampakan Lorong King Pada 1987
Tahun 1987 tepatnya, kamilah (para pedagang batu akik) yang membuka area ini sebagai pusat perdagangan.
Penulis: Yoga Noldy Perdana | Editor: Heribertus Sulis
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Lorong King. Nama ini sempat begitu populer di kalangan warga Bandar Lampung. Lorong King merupakan jalan kecil seperti lorong yang menghubungkan Jalan RA Kartini dan Jalan Letjen Suprapto, Kecamatan Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung.
Tempat ini memang menjadi salah satu lokasi favorit bagi anak muda untuk berburu aksesori dan jajanan yang dikenal enak dan harganya bersahabat bagi remaja dan anak muda dengan kantung pas-pasan.
Tempat ini terbagi menjadi dua buah lorong, yang pertama merupakan lorong yang dikhususkan sebagai pusat aksesori dan pakaian. Lorong kedua merupakan pusat makanan seperti pempek, siomay, dan mie ayam.
Namun sebelum ramainya Lorong King yang terlihat sekarang, pada waktu yang terdahulu di era tahun 70-an, tempat ini terkenal sebagai lokasi rawan kejahatan seperti jambret, tempat mabuk-mabukan, berjudi dan sebagainya. Lorong King identik dengan sarang preman.
Salah satu pelopor pedagang pertama dan saksi sejarah kawasan Lorong King, Yanto pada Jumat (6/3/15), mengungkapkan, pedagang pertama yang ada di Lorong King tersebut adalah penjual batu akik.
“Tahun 1987 tepatnya, kamilah (para pedagang batu akik) yang membuka area ini sebagai pusat perdagangan (tepatnya di Lorong King yang pertama). Sebelumnya, tempat ini sangat disegani oleh warga karena banyak premannya, seiring perkembangan jaman, masuk tahun 90-an mulai lah para pedagang aksesori masuk di sini sampai sekarang,” ungkap Yanto.