Indonesianis Ben Anderson Tutup Usia di Kota Batu
Benedict Richard O'Gorman Anderson atau populer sebagai Ben Anderson meninggal dalam usia 79 tahun di Kota Batu, Jawa Timur, Minggu (13/12/2015)
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BATU - Benedict Richard O'Gorman Anderson atau populer sebagai Ben Anderson meninggal dalam usia 79 tahun di Kota Batu, Jawa Timur, Minggu (13/12/2015) dini hari.
Ahli geopolitik Indonesia dan Asia asal Amerika Serikat itu, ditemukan tak bernyawa di kamar Hotel Orchid, Kota Batu.
Kematian peneliti kelahiran Kunming, Tiongkok, 26 Agustus 1936 itu diduga akibat serangan jantung.
Kabag Humas Polres Batu Ajun Komisaris Waluyo menjelaskan, dari beberapa keterangan saksi yang juga orang terdekat korban, penyebab kematian Benedict Anderson itu akibat serangan jantung.
"Ini setelah korban memiliki riwayat dan pernah mengidap penyakit jantung," kata Waluyo.
Menurut Waluyo, korban menempati salah satu kamar Hotel Orchid besama Edward, salah satu asistennya asal Indonesia dan sopirnya, Wagito.
Benedict sempat terbangun untuk ke kamar kecil dan kemudian melanjutkan tidurnya. Namun sekitar 10 menit kemudian, dia mendengkur.
"Suara ngorok-nya yang sangat keras dan tidak biasa itu membuat Edward dan Wagito curiga. Keduanya berusaha membangunkan, tapi tidak direspons Anderson," ucap Waluyo.
Karena Anderson tidak kunjung bangun, menurut Waluyo, keduanya langsung menghubungi front office hotel yang kemudian menghubungi RS Baptis Kota Batu.
Dalam keadaan badannya sudah membiru, Anderson langsung dibawa ke ruang UGD RS Baptis Batu.
"Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter, badannya yang sudah membiru itu dicek jantungnya ternyata sudah tidak berfungsi, dokter menyatakan Anderson sudah meninggal," tandas Waluyo.
Untuk mengetahui penyebab kematian Anderson, tambah Waluyo, Polres Batu menyarankan untuk dilakukan otopsi.
Namun, keluarga tidak mengizinkan karena yang bersangkutan memiliki riwayat sakit jantung. Belakangan, sakit jantungnya sering kambuh.
Setelah dinyatakan meninggal dunia, jenazah Anderson langsung dibawa keluarga dan disemayamkan di rumah persemayaman Adhiyaksa Jalan Demak Surabaya.
Kedatangan Anderson ke Kota Batu, ungkap Waluyo, hendak berwisata dan menikmati udara sejuk, setelah launching buku Anarkisme dan Nasionalisme di Yogyakarta.
Semasa hidupnya, beberapa buku karya Ben Anderson menjadi rujukan para akademisi dan mahasiswa di Indonesia, seperti Java in a Time of Revolution, Debating World Literature, Language and Power: Exploring Political Cultures in Indonesia, selain tentu saja Imagined Communities.
Analisis dan pandangan-pandangannya yang kritis menyebabkan selama bertahun-tahun, Anderson dilarang masuk ke Indonesia oleh pemerintahan Orde Baru di bawah Presiden Soeharto.
Setelah Soeharto jatuh dari panggung kekuasaannya, Anderson dapat kembali lagi berkunjung ke Indonesia.
"Dalam kunjungannya ke Indonesia, informasinya beliau lakukan setahun dua kali, yakni Mei dan Desember," tutur Waluyo.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/ben-anderson_20151213_201132.jpg)