Bom Meledak di Sarinah

Bom Sarinah Diduga Jadi Pembuktian Bahrun Na'im untuk Pimpin ISIS di Asia Tenggara

Sel ISIS pimpinan Bahrun Na'im diduga kuat merupakan dalang dari aksi pengeboman di sekitar Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016

Kompas.com
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Sel ISIS pimpinan Bahrun Na'im diduga kuat merupakan dalang dari aksi pengeboman di sekitar Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016) siang.

Bahrun disebutkan ingin membuktikan pengaruhnya di Indonesia, agar bisa menjadi pimpinan ISIS di Asia Tenggara.

"Di Asia Tenggara, ada Bahrun Na'im yang ingin mendirikan Khatibah Nusantara. Dia ingin menjadi leader untuk kelompok ISIS di Asia Tengah," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian dalam jumpa pers di Istana Kepresidenan, Kamis petang.

Tito mengungkapkan, aksi radikal dilakukan lantaran untuk menjadi pemimpin ISIS di Asia Tenggara, Bahrun memiliki saingan di Filipina Selatan.

"Para tokoh ini ingin bersaing untuk menjadi leader. Kelompoknya sudah kami ketahui dan sedang kami lakukan pengejaran," ucap mantan Kepala Densus 88 Antiteror tersebut.

Bahrun Na'im merupakan terduga teroris yang pernah ditangkap tim Densus 88 Antiteror pada November 2010 silam.

Saat ditangkap dari rumah kontrakan di Pasarkliwon, Solo, polisi juga mengamankan ratusan butir peluru. Dia kemudian divonis 2,5 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Solo.

Pada 2014, Bahrun bertolak ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Saat ini, posisi Bahrun diketahui ada di Raqqah, sebuah provinsi di sebelah selatan Suriah.

Tito mengungkapkan, pergerakan Bahrun sebenarnya sudah diketahui. Dia disebutkan memiliki pengaruh ke jaringan radikal di Pulau Jawa maupun Sulawesi.

Tito menambahkan, simpatisan ISIS yang ada di bawah kendali Bahrun, juga sudah diketahui akan melakukan aksi bom bunuh diri pada malam Natal dan Tahun Baru.

Namun ketika itu, aparat kepolisian berhasil menangkap sejumlah pengikutnya di beberapa daerah.

Meski sudah melakukan pencegahan, Tito mengaku tidak bisa memprediksi setiap gerak kelompok teroris itu Sehingga, ledakan pun terjadi di Sarinah.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved