Keluarkan Imajinasi Anak, Ini Tips Mendongeng yang Baik

Pertanyaannya, bagaimana cara mendongeng yang baik?

Penulis: tak ada | Editor: Ridwan Hardiansyah
TRIBUN LAMPUNG/Perdiansyah
Iin Muthmainnah saat mendongeng di Workshop Mendongeng Children Fantasia, di area bazar Toko Buku Gramedia, Bandar Lampung, Rabu (4/5/2016). 

Laporan Reporter Tribun Lampung Tri Purna Jaya

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - “Cit.. Cuit.. Cit.. Cuit.. Cuit..Iin Muthmainnah menirukan suara Burung Kutilang, yang menjadi tokoh dari buku dongeng yang dibacanya.

Suaranya pun ikut melengking, memerankan tokoh Kutilang tersebut bercakap-cakap.

“Anak-anak perlu bentuk konkret dari apa yang didongengkan, khususnya untuk anak-anak usia 2-3 tahun. Mereka belum mengetahui konsep abstrak. Jadi, misalnya, mendongeng mengenai burung kutilang, mereka harus tahu suaranya seperti apa. Meski tidak terlalu mirip, mereka (anak-anak) jadi bisa menggunakan imajinasinya,” kata Iin dalam acara Workshop Mendongeng Children Fantasia di area bazar Toko Buku Gramedia, Bandar Lampung, Rabu (4/5/2016).

Iin menambahkan, dongeng merupakan salah satu media yang efektif untuk menanamkan nilai kepada anak. Untuk itu, pemahaman yang tepat dibutuhkan, agar orangtua dapat mendongeng dengan baik.

“Bagaimana memberi makna kepada kata, menjadi kuncinya. Dongeng hanya sebagai metode. Bagaimana kita menanamkan nilai lewat teknik dan pemilihan cerita yang tepat, itu yang lebih penting. Imajinasi penting sebagai pemantik kecerdasan anak. Dongeng mengajarkan itu,” lanjutnya.

Pertanyaannya, bagaimana cara mendongeng yang baik?

Dalam workshop yang diselenggarakan bersama Toko Buku Gramedia itu, Iin memberikan tips mendongeng yang baik. Salah satunya, perlu diketahui bahwa semua anak suka cerita, diajak bernyanyi, dan bermain.

“Tinggal bagaimana orangtua menyesuaikan dengan gayanya,” tambah Iin.

Lalu cerita seperti apa yang pantas diberikan. Menurut Iin, hal itu tergantung dengan rentang usia anak. Semakin rendah usia, semakin simpel cerita yang diberikan. Orangtua dapat memilih dari banyak cerita yang ada.

“Sebagai panduan, rentang usia 2-7 tahun anak masih dalam tahap praoperasional konkret. Jadi pilih cerita dengan contoh nyata, seperti bagaimana memakai sepatu kiri-kanan,” jelas dia.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved