Warga Berdesakan Lihat Dewa Aji Tapakan Dikubur Hidup-hidup

Dalam liang tersebut sudah dimasukkan peti, yang menjadi tempat Dewa Aji Tapakan saat dikubur.

Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Dewa Aji Tapakan sebelum menjalani prosesi penguburan, Kamis (13/10/2016) malam. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, DENPASAR - Suasana mistis semakin terasa saat memasuki pukul 23.00 Wita, Kamis (13/10/2016). Sejumlah krama Banjar Adat Getakan kembali kerauhan.

Saat itu, Dewa Aji Tapakan (55) yang menjadi layon atau watangan (bangke matah) mulai menjalani prosesi seda (meninggal) dan dimandikan layaknya jenazah.

Kamis (13/10/2016) atau Wraspati Umanis Pahang menjadi hari yang istimewa bagi warga Banjar Adat Getakan, Banjarangkan, Klungkung, Bali.

Saat itu, Banjar Adat Getakan menggelar pertunjukan Calonarang Watangan Mependem atau bangke hidup dikubur di setra.

Sejak pagi hari, krama Banjar Adat Getakan sudah mempersiapkan berbagai sarana upakara untuk menunjang ritual sakral tersebut.

Aroma dupa dan bunga tercium dari krama yang silih berganti melakukan persembahyangan.

Petapakan Ratu Mas Bukit Jati, Ratu Mas Dalem Lingsir, Ratu MasKlungkung, dan Petapakan Barong Ket yang sebelumnya distanakan di Pura Dalem Desa Pakraman Getakan, sudah melinggih di Bale Banjar Banjar Getakan.

Sekitar pukul 15.00 Wita, sejumlah krama mulai membuat liang untuk mengubur layon yang dilakoni Dewa Aji Tapakan.

Liang kubur yang dibuat relatif cukup luas, dan mengikuti ukuran peti yakni dengan lebar sekitar 1,15 meter, panjang 2 meter dan tinggi hingga 1,2 meter.

Langit di Desa Getakan pun mulai temaram.

Tepat pukul 18.00 Wita, suara gamelan terdengar riuh, dan ribuan Krama Banjar Adat Getakan berjalan berlahan menuju setra.

Setiap warga yang berada di pinggir jalan, ketika itu diminta untuk menepi dan duduk sesaat, karena Petapakan Ratu Mas Bukit Jati, Ratu Mas Dalem Lingsir, Ratu Mas Klungkung, dan Petapakan Barong Ket memargi menuju setra.

Suasana sakral mulai terasa, ketika beberapa Krama Adat Getakan kerauhan (trance), saat berjalan beriringan dengan Ratu MasKlungkung.

Ribuan Krama Banjar Adat Getakan turut menyaksikan persiapan prosesi Calonarang dengan layon mependem yang baru pertama kalinya digelar.

Setelah melakukan ritual persembahyangan, Dewa Aji Tapakan berlahan bangun dari duduknya.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved