Budi dan Wati Tak Lagi Populer, Ini Tren Nama Anak yang Baru Lahir

Saat ini, orangtua cenderung memberikan nama yang panjang dan sulit dieja, untuk anak-anak mereka.

Intisari
Tren Nama Anak di Indonesia, Panjang dan Sulit Dieja. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Saat ini, orangtua cenderung memberikan nama yang panjang dan sulit dieja, untuk anak-anak mereka.

Seolah-olah, itulah tren nama anak di Indonesia yang sedang berlangsung. Contohnya, Xiovariel, Queennaya, Ghassan, Aldebaran, Altair, Azzahra, Ixia, Yuriexa, Razanaraghda, Odhiyaulhaq.

Internet menjadi sumber pencarian nama-nama tersebut.

Baca: Akun Facebook Ini akan Siarkan Langsung Resepsi Nikah Sandra Dewi-Harvey Moeis

Orangtua kerap mencari satu kata dari berbagai bahasa di dunia.

Maka dari itu, ejaan-ejaan yang tidak biasa seperti ee, rr, yy, atau zz muncul.

Begitu juga, penggunaan strip atau tanda kutip.

Adapula yang terinspirasi film (Denzel, Aisha), pemain sepak bola (Xisco), atau karakter permainan komputer (Altair), saat memberikan nama pada anak mereka.

Tren nama anak di Indonesia tersebut pada akhirnya “menyingkirkan” nama-nama Budi, Bambang, Ani, dan Wati dalam daftar nama anak yang baru lahir di Indonesia.

Bahkan, Annisa sudah menjadi nama yang tidak populer di kalangan menengah.

Baca: Hah Benarkah Stefan William Ingin Punya Anak Kembar Tiga?

Anak yang namanya hanya terdiri dari dua kata, menjadi sesuatu yang langka.

Tren nama anak di Indonesia saat ini seolah-olah memberikan aturan bahwa nama anak minimal terdiri dari tiga kata.

Pada akhirnya, pemberian nama tersebut juga turut menimbulkan sedikit masalah.

Pegawai catatan sipil mulai kesulitan menuliskan nama anak.

Agar tak salah tulis, mereka butuh konsentrasi dan ketelitian ketika harus menuliskan nama Muhammad Akhtar Rayyan Izz al Diin, atau Fayyadh Labib Ullaya Al-ghazi.

Nama-nama tersebut juga terkadang menjadi bahan ejekan teman-teman sang anak.

Steve Saputra (35) dan Nofiatun Mariana (28) bercerita bahwa anaknya Keenan Almiqdad Riyandhana Saputra (6) kerap diledek teman-temannya, karena panjangnya nama yang dia miliki.

Untungnya, Keenan sudah cukup mengerti untuk menjawab ledekan tersebut dengan berkata, “Nama saya adalah bentuk doa dan harapan dari orangtua saya. Semakin panjang nama, semakin banyak doa di dalamnya.”

Steve menyadari kemungkinan sulitnya nama Keenan dieja. Untuk itu, dia selalu berhati-hati menuliskan nama anaknya ketika akan membuat sesuatu terkait anaknya.

“Belum ada masalah ejaan dari sekolah atau di akta lahir sampai sekarang,” tutur Steve.

“Satu-satunya perbedaan adalah dengan nama panggilan. Sebagian kerabat suka memanggilnya Kenan. Sementara, teman-teman sekolahnya memanggil dia Kinan, " tambah Steve.

Demikian secuil kisah tentang tren nama anak di Indonesia saat ini.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved