Pesawat Polri Hilang Kontak
Cerita Tiga Polisi Penumpang Pesawat Skytruck Polri
Mereka kaget ketika melihat ada berita di televisi soal kecelakaan. Mereka nanya lagi apakah benar terjadi kecelakaan.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANGKA -- Ada tiga personel Polri ikut menumpang pesawat Cassa Skytruck P-4201 milik Polri tapi tak ikut jadi korban karena turun di Pangkalpinang, Bangka Belitung.
Mereka ikut terbang dari pangkalan udara Polri Pondok Cabe, Jakarta, Sabtu (3/12/2016) pagi, untuk mengikuti rotasi personel.
Ketiga polisi yang bernama Brigadir Sanioko, Brigadir Endri L, dan Bripda Angga, tinggal di Mess Pilot Airud, Perumahan Taman Kota, Komplek Gubernur Bangka Belitung (Babel).
Brigadir Sanioko mengakui telah mengabarkan kondisinya kepada keluarganya. Begitu pula dua kolega yang lain.
Tiga anggota kepolisian udara Badan Pemeliharaan Keamanan (Baharkam) Mabes Polri yang ditugaskan ke Provinsi Kepulauan Babel dan selamat dari peristiwa pesawat hilang kontak.
"Setiap bulan kami tukar kru, diantarkan ke masing-masing tujuannya menggunakan pesawat Polri. Contohnya seperti kemarin dari Pondok Cabe ke Pangkalpinang lanjut ke Batam, kemudian pulangnya mampir ke Palembang, dan kembali lagi ke Pondok Cabe," jelasnya, di Pangkalpinang, Minggu (4/12/2016).
Dalam perjalanan dari Pondok Cabe menuju Babel, ia duduk di bagian kursi penumpang tepat di belakang pilot yang diperbantukan untuk wilayah Batam, AKP Munir dan krunya, Brigadir Erwin.
"Kami berangkat dari Pondok Cabe pukul 06.10 WIB, sampai di Pangkalpinang sekitar pukul 08.00. Selama perjalanan cuaca bagus dan tidak ada kendala apapun," tambahnya.
Ia sempat melihat AKP Munir dan mekaniknya Brigadir Erwin saling bercanda dan tertawa.
"Saya duduk persis di belakang mereka, cuma tidak ada tanda-tanda ke arah sana (kecelakaan)," jelasnya.
Keluarga tiga polisi itu sempat tidak percaya saat kabar berhembus di media massa terkait kecelakaan Cassa Skytruck P-4201.
"Memang sebelum berangkat kami kabari keluarga. Waktu landing (mendarat) juga kami sampaikan kepada keluarga. Mereka kaget ketika melihat ada berita di televisi soal kecelakaan. Mereka nanya lagi apakah benar terjadi kecelakaan," kata Brigadir Endri L.
Brigadir Endri mengaku sulit tidur setelah mengetahui rekan-rekannya menjadi korban kecelakaan pesawat di perairan Kepulauan Riau (Kepri).
"Biasanya kami tidur lebih cepat, cuma semalam sedikit larut menunggu informasi," katanya.
Tidak ada firasat atau pertanda sebelum kejadian naas tersebut. Ketika berada dalam pesawat naas itu dirinya duduk biasa dan tidak mengalami hal aneh.
"Sebagian ada yang tidur, semuanya biasa saja, karena ini rutin kami lakukan, termasuk berdoa sebelum terbang lepas landas," tuturnya.
