Ditinggal Orangtua ke Pasar, Bayi Tewas Terbakar
Intan pingsan tiga kali. Perasaannya pilu mengingat adik bayinya meninggal di tengah kobaran api.
Penulis: wakos reza gautama | Editor: Heribertus Sulis
Saat menjemur pakaian, Intan melihat kepulan asap dari dalam rumahnya. Intan masuk ke rumah mengecek keberadaan asap.
Asap ternyata berada di dalam kamar tempat Nuryati tidur. Begitu Intan masuk ke kamar, ia kaget melihat api menyala di atas kasur tempat Nuryati.
Intan berusaha menyelamatkan sang adik dengan menaruh kain basah ke api. Apa daya, api tetap menyala.
Intan lari keluar memanggil para tetangga meminta pertolongan. "Tolong om, adik," teriak Intan yang didengar Maya dan suaminya Robi. Mendengar teriakan Intan, Robi berlari ke rumah Intan.
Maya mengatakan, suaminya itu masuk ke kamar dan melihat api setinggi kurang lebih setengah meter di atas kasur.
Robi mengambil air di ember dan menyiramkannya ke atas kasur berkali-kali.
"Pada saat itu suami saya (Robi) tidak tahu ada bayi di kasur. Si Maya memang teriak ada adik ada adik," tutur Maya.
Begitu api sudah padam, Maya yang ikut masuk ke kamar, melihat ada kaki gosong terbakar.
Saat itulah para tetangga yang menolong menyadari ada Nuryati. Mereka lalu membawa Nuryati ke Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek.
Para tetangga menghubungi Buang yang masih berada di pasar.
Mendapat kabar tersebut, Buang dan istrinya bergegas ke RSUAM melihat kondisi Nuryati. Nuryati tidak mampu bertahan hidup. Bayi itu pun meninggal dunia setelah beberapa jam mendapat perawatan di instalasi gawat darurat.
Jangan Terulang
Sementara Kapolresta Bandar Lampung Komisari Besar Murbani Budi Pitono mengaku akan mengecek terlebih dahulu terkait kasus kematian bayi yang diduga karena terbakar di dalam rumah.
"Nanti kita akan cek dahulu, jadi kami belum bisa berkomentar. Tapi kami berharap masyarakat dan orangtua lebih waspada agar kasus seperti ini tidak lagi terulang di Bandar Lampung," kata Murbani, kemarin malam.(kos/rri)