Jadi Juru Tagih Pajak, Arman Pernah Disantet Hingga Diteror Senpi
Ketika saat itu ia melaksanakan pekerjaannya menagih tunggakan pajak, sepulangnya seluruh badan terasa sakit dan tidak dapat digerakkan sedikitpun.
Laporan Reporter Tribun Lampung Andre
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Menjadi juru tagih tidaklah mudah, banyak suka duka yang dialami dan mempunyai risiko dari disantet, diteror dengan senjata api, senjata tajam bahkan diancam.
Pekerjaan ini telah ditekuni Muhamad Novi Arman (30) selama 11 tahun di Kantor Pelayanan Pratama Pajak Tanjungkarang. Tugasnya yaitu menagih tunggakan pajak mulai dari Rp 100 Juta ke atas.
Arman mengaku pernah disantet oleh orang wajib pajak. Ketika saat itu ia melaksanakan pekerjaannya menagih tunggakan pajak, sepulangnya seluruh badan terasa sakit dan tidak dapat digerakkan sedikitpun.
Satu hari Arman merasakan sakit itu bahkan nyaris tidak mampu beraktifitas. Namun beberapa selang waktu seorang satpam mendatangi kantor pajak dan ingin bertemu dengan Arman. Dia mengatakan bahwa dirinya telah disantet oleh bos nya.
Mengetahui hal itu, Arman bergegas mencari cara agar tubuhnya kembali normal dan tidak sakit lagi dengan cara menghubungi orang yang mempunyai kemampuan tertentu untuk hal semacam itu.
"Untung hanya sehari, malah satpam orang yang saya tagih memberitahu dan membantu saya menyembuhkan santet itu. Rasanya sakit semua, tidak bisa gerak," ujar Arman saat ditemui Tribun, (30/3/2017).
11 tahun ia bekerja di Kantor pajak, apalagi dibagian juru sita. Selain santet, masih banyak lagi intimidasi yang dilakukan seseorang yang ditagih membayar pajaknya seperti diteror dengan tembakan ketika mendatangi rumah wajib pajak.
Suatu ketika pulang menagih pajak, pernah diikuti seseorang dan memaksa pulang harus berputar-putar mengelili jalan, pura-pura berhenti di warung kopi dan membeli rokok. Bahkan ada juga wajib pajak yang membawakan senjata tajam ke kantor pajak dan ditujukan ke Arman.
Pajak yang ditagih Arman bukan satu atau dua juta, tapi dari seratus juta bahkan milyaran. Paling banyak wajib pajak yang menunggak adalah perusahaan.
Hal paling miris adalah, ketika menagih pajak posisi orang dulu kaya, sekarang bangkrut atau gulung tikar perusahaannya. Maka tetap kita harus menagihnya, namun tidak asal tagih, tapj juga membantu memberikan pengertian dan solusi bagaimana dia harus kembali menjalankan usahanya dan melunasi tunggakan pajaknya.
Menjadi juru sita harus mempelajari banyak karakter orang dan banyak cara untuk menagih tunggakan pajak. Salah satunya dengan cara komunikatif, tapi ada juga harus dengan cara tegas dan keras.
"Namun paling nggak enak, saya datang menagih, tapi ternyata keluarganya baru ada yang meninggal, kadang terasa nggak enak. Orang pasti marah ketika ditagih tapi hadapi aja dengan santai," ujarnya.
Bangganya menjadi juru sita adalah kita membantu melindungi aset negara. Membantu mengembalikan hak negara, itu sebabnya Arman terpilih menjadi Juru Sita Terbaik Se Provinsi Lampung 2016.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/m-novi-amran_20170403_101350.jpg)