Liputan Khusus Tribun Lampung

Raup Rp 90 Juta, Pengusaha Rumah Makan Jualan di Pinggir Jalan Selama Ramadan

Memanfaatkan potensi pembeli yang banyak saat bulan Ramadan, sejumlah pengusaha rumah makan di Bandar Lampung memilih berdagang secara kaki lima di

Penulis: Jelita Dini Kinanti | Editor: Ridwan Hardiansyah
TRIBUN LAMPUNG CETAK

"Saya juga jualan lauk pauk di Enggal ini sebenarnya atas permintaan pelanggan. Mereka ingin bisa membeli lauk saya sebelum buka puasa. Sebab, selama bulan puasa, rumah makan saya buka mulai pukul 18.00 Wib sampai dengan sahur," kata Busnita.

Busnita menuturkan, ia sempat berpindah jualan akibat kebijakan Pemkot Bandar Lampung.

BACA JUGA: Mobil Warna Putih Paling Banyak Dibeli di Lampung, Faktor Keamanan Jadi Pertimbangan

Sebelumnya, ia berjualan di pinggir jalan di depan Pasar Seni.

Hingga kemudian, pemkot meminta para pedagang yang berjualan di pinggir jalan, agar berjualan di dalam Lapangan Enggal.

Sementara, Novita yang memiliki Rumah Makan Aneka Rasa di Jalan Pangeran Antasari, mengaku, ia bisa mendapatkan omzet Rp 1,5 juta sehari, atau sekitar Rp 45 juta dalam sebulan, dari hasil berjualan lauk di pinggir Jalan dr Susilo.

"Ini tahun kelima saya buka dagangan di pinggir jalan pas bulan puasa. Alhamdulillah, omzet yang didapat pun lumayan,” ucap Novita.

Berbeda dengan Busnita dan Novita, Pemilik Kafe De Rosse, Rossy Hercia Daru memilih berjualan takjil di pinggir jalan selama Ramadan.

Untuk berjualan takjil, Rossy mengaku mengeluarkan modal Rp 150 ribu per hari.

“Saya bisa mendapatkan omzet Rp 350 ribu,” terang Rossy.

Lebih Tinggi

Selama Ramadan, Busnita berjualan secara kaki lima sejak pukul 14.00 Wib hingga pukul 18.00 Wib. Ia berjualan aneka masakan Padang, antara lain kepala ikan, rendang, serta ikan bakar. Harga lauk pauk tersebut dibanderol Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu.

BACA JUGA: Meski Ongkos Lebih Mahal, Warga Lampung Tetap Minati Umrah Saat Ramadan

Omzet yang didapat saat berjualan di pinggir jalan, menurut Busnita, lebih tinggi dibandingkan omzet rumah makannya per bulan.

Dalam satu bulan, Busnita menerangkan, rumah makannya mampu meraup omzet Rp 30 juta dalam sebulan.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved