Betapa Pentingnya "Me Time" dan "Quality Time" dalam Pernikahan
"setelah berumah tangga dan kehadiran anak, fokus dan prioritas pun akan menyesuaikan dengan kebutuhan pasangan suami istri.”
Memang tak bisa disangkal, setelah menikah me time jadi langka atau sulit dilakukan, terutama jika sudah ada kehadiran si Kecil.
Bahkan menurut DeGenova & Stinnett (2011), berdasarkan hasil konseling dengan pasangan suami istri, ada suami yang mengeluhkan sejak si Kecil lahir seluruh hidup istri dicurahkan untuk anak, sehingga tidak lagi punya waktu untuk pasangannya.
Me time sulit dilakukan karena fokus pasangan sudah berubah. “Sebelum menikah, me time untuk pergi menonton ke bioskop atau hal-hal menyenangkan lainnya mungkin menjadi prioritas. Sebaliknya setelah berumah tangga dan kehadiran anak, fokus dan prioritas pun akan menyesuaikan dengan kebutuhan pasangan suami istri.”
Suami misalnya mungkin akan fokus mencari tambahan pendapatan demi menyejahterakan keluarga. Sementara istri fokus pada rumah tangga, memberi kenyamanan pada anak, memasak, dan mengurus rumah tangga agar rumah terlihat bersih.
Berikan Izin
Tentu saja me time tidak bisa semaunya dilakukan. “Ada rambu-rambu yang harus ditaati, seperti mendiskusikan dengan pasangan mulai dari apa yang dibutuhkan, diinginkan, seberapa lama butuh waktu, dan komitmen apa yang sudah dilakukan dengan pasangan.”
Lalu, Sherly memberi contoh, pasangan suami istri sepakat berbelanja untuk menikmati me time, namun jumlah belanja tidak boleh berlebihan karena dalam tahap penghematan.
“Hargailah batasan yang sudah disepakati dengan pasangan saat menikmati me time. Begitu juga jika sudah berjanji akan pulang pada jam yang sudah ditentukan, pulanglah tepat waktu sehingga pasangan tetap menghormati me time Anda dan tidak menyebabkan masalah baru.”
Intinya, jangan membuat pasangan menjadi kesulitan karena tidak memberikan izin padanya melakukan me time.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk me time juga perlu disampaikan pada pasangan, meskipun tergantung pada setiap orang. “Ada yang cukup melakukan selama beberapa jam, ada juga yang seharian untuk dapat mengisi energinya sendiri. Namun, normalnya waktu 30 menit sampai 2 jam sudah cukup memuaskan, kok.”
Berbeda Tiap Orang
Bentuk dan cara melakukan me time akan berbeda-beda. Apapun juga caranya sah-sah saja dilakukan asal memang merupakan hal yang dinikmati sehingga membuat relaks. Kalaupun definisi me time antara pasangan berbeda jangan dijadikan masalah besar.
“Mungkin setiap orang akan memiliki persepsi me time sendiri-sendiri, begitu pun dengan pasangan. Hormatilah persepsi me time pasangan Anda, sehingga pasangan pun akan menghormati me time Anda.”
Ada yang mempunyai persepsi me time itu seperti traveling, membaca buku atau novel, menonton film-film box office. Namun, ada juga yang memasak, pergi ke bengkel, mencuci mobil, berkumpul bersama teman-teman sebagai bentuk me time.
“Bahkan mungkin sekadar membersihkan rumah sudah merupakan me time karena memberikan kebahagiaan dan kesenangan melihat rumahnya bersih. Atau, mandi saja sudah bisa merupakan me time untuk menyendiri dan menikmati air panas pengusir kelelahan.”