Brigadir Medi Tetap Divonis Mati, Istri Pansor Juga Terlibat Mutilasi yang Menewaskan Suaminya?
Brigadir Medi Ungkap Sosok Pemutilasi Pansor dan Keterlibatan Istri Korban Tak Tahan Diselingkuhi.
Penulis: wakos reza gautama | Editor: Heribertus Sulis
Semua pernyataan Medi mendapat bantahan dari Umi Kalsum. "Itu semua tidak benar. Itu fitnah," kata Umi seusai persidangan.
Umi menegaskan dirinya tidak terlibat sama sekali dalam kasus pembunuhan Pansor. "Itu fitnah. Allah tidak tidur. Dia (Allah) mendengarkan doa-doa orang teraniaya," kata Umi.
Mengenai apakah akan mengambil langkah hukum terkait pernyataan Medi, Umi mengatakan, "Nanti tunggu saja."
Dalam duplik yang ditulis tangan oleh Medi disebutkan bahwa peristiwa pembunuhan Pansor bermula saat Umi beberapa kali menanyakan cara memberikan "pelajaran" kepada Yulinar.
Umi kesal karena sudah banyak uang dan harta diberikan Pansor kepada Yulinar.
Pada saat itu Medi mengaku tidak menanggapi karena tidak mau mencampuri urusan keluarga Pansor. Permintaan itu selalu diulangi Umi setiap bertemu Medi.
Satu bulan sebelum Pansor menghilang, Medi bertemu Umi di ruko Pansor. Ketika itu, tutur Medi, Umi bilang malu karena kelakuan Pansor ini sudah diketahui warga kampung.
Umi pun meminta Medi mencarikan orang yang bisa memberikan "pelajaran" kepada Pansor dan Yulinar agar mereka tidak berhubungan lagi dan Pansor kembali peduli dengan keluarga.
Atas permintaan tersebut, Medi menghubungi temannya bernama Anton. Medi mengaku kenal dengan Anton sekitar satu tahun lalu di Jakarta.
Sayangnya, Medi tidak mengungkapkan siapa sosok Anton tersebut.
Medi meminta Anton memberikan "pelajaran" kepada Pansor dan Yulinar atas perintah Umi.
Setelah itu, Medi menghubungi Umi menindaklanjuti pembicaraannya dengan Anton. Umi lalu memberikan uang Rp 10 juta dan foto Pansor serta Yulinar kepada Medi.
Seminggu kemudian, Anton menghubungi Medi menanyakan dana untuk menjalankan aksinya. Medi pun memberikan alamat rumahnya ke Anton.
Datanglah Anton bersama satu orang lainnya ke rumah Medi. Medi memberikan uang Rp 7,5 juta beserta foto dan alamat Pansor dan Yulinar.
"Anton bilang akan mempelajari dulu situasi lingkungan rumah Pansor dan Yulinar," tutur Medi.