Jokowi Ingin Dana Zakat dan Wakaf Digunakan untuk Entaskan Kemiskinan

Jokowi mengaku mendapatkan data bahwa total tanah wakaf yang ada di seluruh Indonesia saat ini, mencapai 4,3 miliar meterpersegi.

KOMPAS.com/IHSANUDDIN
Presiden Joko Widodo dalam Peluncuran Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) dan Peresmian Pembukaan Silaturahmi Kerja Nasional (SILAKNAS) Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) di Istana Negara, Jakarta, Kamis (27/7/2017). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Presiden Joko Widodo ingin agar dana sosial keagamaan, seperti wakaf dan zakat, digunakan untuk upaya pengentasan kemiskinan dan ketimpangan.

Hal itu disampaikan Jokowi saat Peluncuran Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), dan Peresmian Pembukaan Silaturahmi Kerja Nasional Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAE), di Istana Negara, Jakarta, Kamis (27/7/2017).

"Untuk pengentasan kemiskinan dan menekan ketimpangan, kita harus bisa memanfaatkan dana-dana sosial keagamaan, seperti dana zakat yang juga potensinya masih sangat besar sekali. Selain itu juga, Indonesia memiliki tanah wakaf dengan total luas yang sangat besar sekali," kata Jokowi.

Jokowi mengaku mendapatkan data bahwa total tanah wakaf yang ada di seluruh Indonesia saat ini, mencapai 4,3 miliar meterpersegi.

Mayoritas tanah wakaf belum dimanfaatkan untuk kegiatan produktif.

"Karena umumnya digunakan untuk membangun masjid atau pun tempat pemakaman umum," ujar Jokowi.

Selain itu, lanjut Jokowi, wakaf tunai yang terkumpul baru sekitar Rp 22 miliar.

Wakaf tunai tersebut, menurut Jokowi, juga perlu didorong dan dikembangkan lagi.

"Sehingga, hasil-hasil yang diperoleh dari wakaf-wakaf tersebut bisa digunakan untuk kegiatan produktif, seperti pemberdayaan ekonomi umat, pemberdayaan UMKM, sehingga dapat dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat yang membutuhkan," kata Jokowi.

Selain itu, Jokowi mengatakan, dana haji juga bisa digunakan untuk investasi di bidang infrastruktur.

Nantinya, keuntungan dari investasi itu bisa digunakan untuk menyubsidi biaya haji jemaah.

"Kemarin sudah saya sampaikan, bisa ditaruh di tempat-tempat yang aman, jangan yang berisiko," ujar dia.

(Ihsanuddin)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved