Zaki Saputra Meninggal Usai Operasi, Sayang Permintaannya Tak Bisa Dipenuhi hingga Nafas Terakhirnya
Bahkan itu ia katakan lagi ketika memasuki ruangan operasi, namun kami tidak mungkin memenuhi keinginannya. Inalillahi Wainalillahi Rojiun...
Laporan Reporter Tribun Lampung Andreas Heru Jatmiko
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Inalillahi Wainalillahi Rojiun. Zaki Saputra (14) warga Bandung Baru, Kecamatan Adiluwih, Pringsewu, Lampung berpulang, Kamis (7/9).
Sehari sebelumnya Zaki telah menjalani operasi pembersihan dan pemasangan selang untuk jalan membuang kotoran di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM) Bandar Lampung.
Setelah berjuang melawan penyakit, Zaki Saputra mengembuskan nafas terakhir setelah menjalani operasi di Rumah Sakit Abdul Moeloek (RSUAM) Bandar Lampung pada Rabu (6/9).
Perwakilan Komunitas Independen Lampung, Ani mengatakan bahwa almarhum beberapa jam sebelum menjalani operasi pernah mengatakan ingin sekali salat di masjid. Namun kondisinya tidak dimungkinkan untuk diwujudkan.
"Jadi beberapa jam sebelum operasi, Zaki sempat ngomong kalau ingin banget salat di masjid. Bahkan itu ia katakan lagi ketika memasuki ruangan operasi yang disampaikan ke istri Kapolsek Sukoharjo. Namun kami tidak mungkin memenuhi keinginannya. Mau gimana lagi, sekarang Zaki sudah kembali ke pangkuan Allah, " kata Ani saat digunakan Tribunlampung.co.id, Jumat, (9/9).
Rencananya jenazah akan dimakamkan di Pemakaman Umum Bandung Baru hari ini pada pukul 09.00 WIB.
Zaki adalah pasien dengan dugaan sakit usus bocor. Dan kondisi terakhir Zaki terdapat lubang di sekitar perutnya.
Kasubag Humas RSUAM Ahmad Sapri membenarkan kabar meninggalnya pasien Zaki pukul 19.23 WIB di ruangan ICU.
"Kita sudah bersama-sama mengupayakan agar Zaki ini bisa sembuh dari penyakit yang dideritanya, dengan cara memasang ventilator pasca operasi," katanya.
Menurut Ahmad Sapri, Gubernur Lampung juga sudah menyarankan kepada pihak rumah sakit untuk membentuk tim khusus dalam penanganan pasien Zaki.
"Tim medis sudah bekerja dengan profesional dan berupaya memberikan pelayanan yang terbaik dan operasi berjalan dengan sukses dan lancar. Tapi ajal berkata lain, Zaki akhirnya berpulang Kamis malam ini," katanya.
Ketua Karang Taruna Pekon Bandung Baru, Aldi Ridho Pradestiawan juga membenarkan kabar berpulangnya Zaki Saputra.
Aldi menjelaskan, Zaki berpulang pada Kamis pukul 19.20. Jenazah Zaki sudah diberangkatkan dari RSU Abdul Moeloek Bandar Lampung menuju rumah duka.
"Masih dalam perjalanan, 25 menit yang lalu sudah berangkat dari rumah sakit. Rencananya dimakamkan di Pemakaman Umum Bandung Baru (Jumat) pagi pukul 09.00," jelas Aldi saat dihubungi Tribun, Kamis pukul 22.20 malam.
Aldi menambahkan, masyarakat dan perkumpulan pemuda sekitar sudah bersiap menunggu kedatangan jenazah serta keluarga di rumah duka.
Operasi Usus Buntu
Dalam usia yang masih muda, 12 tahun, Zaki harus menderita akibat operasi usus buntu di bagian perutnya.
Usai dioperasi, bukannya sembuh, luka operasi justru infeksi dan meninggalkan lubang berdiameter 13 cm di bagian perutnya.
Tubuh Zaki terlihat begitu kurus. Hanya kulit berbalut tulang. Wajahnya terlihat pucat. Sering ia meringis menahan sakit akibat luka di bagian perutnya itu.
Luka perut yang terbuka itu langsung bersentuhan dengan usus. Akibatnya, setiap kotoran cair ataupun padat, keluar begitu saja melalui perutnya.
"Perih kalau ngrembes," ujar Zaki dengan lirih menahan sakit, Selasa (29/8/2017) lalu.
Untuk menghentikan laju kotoran padat miliknya, perut Zaki diperban dengan kapas.
Sedangkan kotoran cairnya terus merembes membasahi perlak yang ada dipunggungnya.
Agar kotoran cair tidak meluber di sisi perutnya diberi tisu. Kapas yang membelenggu kotorannya ini hanya diganti setiap kali sudah basah dan menguning.
Penderitaan Zaki ini sudah berlangsung selama dua bulan. Selama itu pula, ia hanya bisa terbaring di tempat tidur. Akibatnya, kulit punggungnya memutih dan melepuh.
Maryanah, nenek Zaki menceritakan, musibah yang dialami cucunya ini berawal dari keluhan perut kembung. Layaknya penyakit masuk angin, Masnayah memberi pertolongan dengan kerokan.
"Awalnya masuk angin saat itu awal Juli, kemudian saya kerokin, terus saya janjiin kalau sembuh saya belikan sepatu, lah kok malah kembung besar, maka segera dilarikan ke salah satu rumah sakit yang ada di Pringsewu," jelas Maryanah kepada Tribun.
Setelah di rumah sakit, Zaki divonis usus buntu, maka perlu operasi secepatnya. Tanpa pikir panjang keluarga Zaki menyetujui untuk operasi.
"Kita gak pakai BPJS, soalnya di RS itu gak boleh, maka kami (keluarga) lewat jalur umum, operasi pertama masih muntah-muntah, kemudian operasi kedua masih ada kendala sampai operasi ketiga pihak RS tidak sanggup lagi dan harus dirujuk ke RSUAM," tukas Maryanah, warga Adiluwih,
Kabupaten Pringsewu ini
Akhirnya cucu Maryanah pun segera dirujuk ke RSUAM pada awal Agustus lalu.
Namun untuk mendapat rujukan tersebut pihak keluarga harus melunasi administrasi terlebih dahulu di salah satu RS di Pringsewu tersebut.
"Habis Rp 65 juta, tapi sudah di DP Rp 10 juta, biar bisa keluar harus dilunasi, mangkanya saya bingung biayanya banyak bener, belum lagi saya kerja cuma tukang cuci, ayahnya kerja cuma sopir travel," tukasnya lirih.
Ayah Zaki membenarkan hal tersebut. Karena biaya yang besar, ia pun berusaha ke sana kemari mencari uang.
"Ya terpaksa KTP saya tinggal sebagai jaminan, dan diberi jatuh tempo satu bulan untuk melunasi uang administrasi tersebut, dan jatuh temponya minggu ini, tapi saya mau minta keringanan lagi, sebab anak saya masih dirawat," sebut Dedek.
Dikunjungi Ketua DPRD
Ketua DPRD Provinsi Lampung Dedi Afrizal dalam lawatannya ke RSUAM mengatakan, cukup prihatin akan keadaan yang dialami Zaki.
"Jadi baru sekarang saya bisa jenguk Zaki, tahu kabar itu saya langsung hubungi teman-teman yang ada di sini. Pokoknya berikan yang terbaik bagi pasien, jika ada apa-apa segera hubungi saya," kata Dedi Afrizal.
Ketua PPNI Lampung ini menghimbau kepada pihak rumah sakit yang ada di Lampung untuk melakukan penanganan yang terbaik untuk pasien, agar tidak terjadi permasalahan yang sama.
"Saya akan perintahkan komisi V DPRD dan Dinas Kesehatan untuk pantau RS yang ada. Juga saya himbau untuk semua masyarakat gunakan layanan BPJS agar dapat mempermudah pelayanan kesehatan," tambah Dedi.
Pantaun Tribun di lokasi, pihak keluarga, ayah, ibu dan nenek menemani proses operasi Zaki, hadir pula perwakilan Komunitas Independen Lampung, Istri Kapolsek Sukoharjo dan kerabat dari pasien.
Zaki melaksanakan operasi dari pukul 12.00 hingga 16.00 WIB, dan ditangani tiga dokter yaitu dr. Billy, spesialis bedah anak, dr Faisal spesialis bedah anak, dan dr Bambang Spesialis anastesi.
Setelah operasi selesai Zaki langsung dibawa ke ruang ICU. Operasi fokus pada pembersihan dan pemasangan alat bantu untuk membuang kotoran dari perut Zaki.
Sayang, nasib berkata lain. Zaki menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit. Selamat jalan Zaki. (*)