Erupsi Gunung Agung

Terjadi Ratusan Kali Gempa Sejak Gunung Agung Naik Jadi Status Awas

Sedangkan dalam periode pukul 00.00-12.00 Wita terjadi 58 gempa vulkanik dangkal, 318 kali gempa vulkanik dalam, dan 44 kali gempa tektonik lokal.

Editor: Reny Fitriani
Tribun Bali/Rizal Fanany/I Nyoman Mahayasa
Tampak dua anak pengungsi sedang makan di tempat pengungsian di Gor Swecapura, Gelgel, Klungkung, Jumat (23/9/2017) (kiri). 

Pada Jumat (22/9/2017) kemarin, peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung terus meningkat.

Gempa tektonik lokal mulai dirasakan warga yang berada di kawasan rawan bencana III, II, I (KRB I). Seperti di Kecamatan Kubu, Rendang, Manggis, dan Karangasem.

Kasbani menjelaskan, gempa hampir mencapai 600 kali.

Sedangkan dalam periode pukul 00.00-12.00 Wita terjadi 58 gempa vulkanik dangkal, 318 kali gempa vulkanik dalam, dan 44 kali gempa tektonik lokal.

Amplitudo vulkanik dalam masih stagnan rata-rata 4 sampai 8 mm.

Untuk vulkanik dangkal amplitudo 3-5 MM, durasinya 10-11 detik. Gempa tektonik lokal amplitudonya 7-8 MM, durasi mengalami  peningkatan drastis dari 30-47 detik menjadi 36-89 detik.

Kasbani menambahkan, magma terus naik ke permukaan. Asap kawah mulai naik ke atas, dan menutupi gunung agung.

“Sekarang masih tinggi-tingginya (gempa). Setiap hari aktivitasnya lebih tinggi dibanding hari sebelumnya. Sejak ditetapkan level II (Waspada) tanggal 14 September, jumlah gempa puluhan. Saat meningkat ke Siaga, jumlah gempa naik hingga ratusan kali,” katanya.

Seperti diketahui, energi yang dihasilkan dari aktivitas magma di bawah kawah Gunung Agung cukup tinggi.

Itu bisa diprediksi dari jarak waktu letusan pada 54 tahun silam, dari tahun 1963.

Karakter Gunung Agung sangat eksplosif, berbeda dengan gunung berapi lainnya yang berada di Indonesia.

Dilihat dari frekuensi gempa serta kekuatan amplitudo, perubahannya begitu cepat dan meningkat begitu tajam.

Perubahan yang ditunjukkan Gunung Agung sangat berpotensi ke arah letusan.

"Tapi belum bisa dipastikan kapan terjadi letusan. Petugas akan terus membaca tanda-tanda dari gunung," tandas Kasbani.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved